Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keluh Kesah Insan Dalam Hidup

DR H Haris Hasanuddin, MAg


Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW pernah bermunajat kepada Allah SWT, memohon tiga hal ; pertama, memohon semoga umat dia tidak diberikan eksekusi langsung, sebagaimana umat-umat nabi terdahulu, semisal eksekusi kepada umat Nabi Nuh a.s. Kedua, memohon semoga umat dia tidak menemui masa paceklik (masa kekurangan pangan yang berkepanjangan), sehingga akan mengakibatkan binasanya umat beliau. Ketiga, dia memohon umatnya semoga tidak menjadi umat yang selalu berkeluh kesah dalam hidupnya. Dari ketiga panjatan doa Rasulullah SAW tersebut, ternyata masih ada satu di antaranya masih ditangguhkan oleh Allah SWT. Yakni permohonan dia semoga umatnya tidak berkeluh kesah. Bukti masih ditangguhkannya doa Rasulullah SAW ini, masih banyaknya di antara kita berceloteh dalam hati :”Ya Allah, hidupku kok masih ibarat ini..!, kenapa jalan yang Engkau berikan ibarat ini? “, Ada juga yang menyampaikan dalam hati : “Ya Allah, kenapa saya tidak ibarat mereka?, kurang apa saya ini? ”. Walaupun tidak dengan ucapan, secara tidak sadar mungkin kita pernah berceloteh ibarat itu. 

Rasa keluh kesah pada diri insan sanggup mengakibatkan dua energi yang berbeda. Yakni energy positif dan negative. Kalau keluh kesah pada diri kita memunculkan energy negative, maka dalam hidupnya selalu diliputi oleh harapan untuk mengikuti hawa nafsunya. Menggunting dalam lipatan, menyalip dalam tikungan, dan semua itu sangat membahayakan lingkungannya. Orang ibarat ini, bila dia memiliki ilmu, ibarat ilmu katak, tatkala sang katak ingin memunculkan diri ke permukaan air, maka sang katak tidak akan pernah tahu apakah di sampingnya ada temannya atau tidak, sehingga yang dia lakukan, sepak kanan, sepak kiri, sikut kanan, sikut kiri, yang penting bagaimana dirinya sanggup berada di atas. Allah SWT telah memperingatkan kepada kita dalam surah Al Baqarah : 216. Maknanya : Diwajibkan atas kau berperang, padahal berperang itu ialah sesuatu yang kau benci. boleh Kaprikornus kau membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kau menyukai sesuatu, padahal ia amat jelek bagimu; Allah Mengetahui, sedang kau tidak mengetahui. 

Sifat keluh kesah, merupakan sifat fithrah, namun janganlah dengan sifat ini,menghantarkan insan ke dalam keputusasaan. ( QS Yusuf : 87). Maknanya : Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah gosip wacana Yusuf dan saudaranya dan jangan kau berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". 

Keluh kesah dalam hidup, memang sulit kita hindari. (Q.S Al Ma’aarij : 19-22). Maknanya : 19. Sesungguhnya insan diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.20. apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. 

Sifat keluh kesah pada diri manusia, bekerjsama akan sanggup terobati, dan terkurangi, bahkan energy negative dari sifat keluh kesah, sanggup kita rubah menjadi energy positif, manakala kita melaksanakan 8 hal yang ditawarkan dalam Al Qur’an. 

Pertama, orang yang selalu melanggengkan shalat. Dalam kondisi dan situasi apapun, mereka selalu melaksanakan shalat. (QS Al Ma’aarij : 23). Maknanya : Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, 

Kedua, orang yang menyisihkan sebagian harta yang dia miliki, untuk ditasarrufkan kepada yang berhak menerima. (QS Al Ma’aarij : 24-25). Maknanya : Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bab tertentu, 25. bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak memiliki apa-apa (yang tidak mau meminta), 

Orang-orang yang selalu berafiliasi secara verikal kepada Allah, dan senantiasa peduli terhadap permasalahan sosial inilah yang akan terhindar dari keluh kesah. Sehingga, kesalehan ritual harus diimbangi dengan kesalehan sosial. 

Ketiga, orang yang senantiasa percaya terhadap hari pembalasan. (QS Al Ma’aarij : 26). Maknanya : Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, 

Orang yang pada dirinya ada rasa kepercayaan terhadap hari akhir, maka pada dirinya tidak ada rasa dendam, rasa iri dengki, walaupun didholimi oleh orang lain, alasannya dia yakin, bahwa akan ada hari pembalasan di mana orang yang baik akan dibalas dengan kebaikan begitu juga sebaliknya. 

Keempat, orang-orang yang tidak pernah takut, kecuali kepada Allah SWT. (QS Al Ma’aarij : 27). Maknanya : Dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Orang yang berkeyakinan dan merasa bahwa yang mengawasi dirinya ialah Allah SWT, terhadap segenap tingkah lakunya, bukan polisi, bukan jaksa, bukan atasan, bukan orang lain, maka orang yang demikian ini, tergolong orang yang dalam hidupnya terhindar dari keluh kesah. 

Kelima, orang-orang yang senantiasa dalam hidupnya menjaga kemaluannya. (QS Al Ma’aarij : 29-30). Maknanya : 29. dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, 30. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela 

Banyak di antara kita yang terpeleset kepada hal satu ini. Karena tidak sanggup menjaga kemaluannya, hanya mengejar kenikmatan sesaat, maka kemudian mereka menjadi orang yang terbuang untuk selama-lamanya. 

Keenam, orang-orang yang selalu menjaga amanah yang diberikan kepada dirinya. (QS Al Ma’aarij : 32). Maknanya : Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. 

Ketujuh, orang yang selalu bersaksi dengan adil. (QS Al Ma’aarij : 33). Maknanya : Dan orang-orang yang menunjukkan kesaksiannya. 

Kedelapan, orang yang dalam hidupnya selalu dihiasi dengan sabar dan shalat. (QS Al Baqarah : 45). Maknanya : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', 

Sabar dan salat ini ialah merupakan sebuah kunci keberhasilan hidup di dunia. Rasulullah SAW mengajari kita untuk tidak mengadu permasalahan hidup ini kepada orang lain, tetapi mengadulah seluruh permasalahan kita dengan kesabaran kepada Allah SWT. 

Ada suatu riwayat. Saat Nabi Musa as beserta umatnya ingin menyeberang lautan, maka Nabi Musa memberikan :”Wahai kaumku, janganlah kau minta pemberian kepada selain Allah”. Ajaran ini diadopsi oleh Rasulullah SAW disampaikan kepada sahabatnya: “Wahai para sahabatku, tatkala kau dalam hidup menemui kegalauan, kegagalan, janganlah sekali-kali mengadu kepada orang lain, tetapi mengadulah kepada Allah SWT”. Kemudian Rasulullah SAW memberikan sebuah hadisnya : Allahumma lakal hamdu, wailaika mustaka, wa anta musta’aan walaa haulaa walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil adhiim (Segala puji bagi Allah, dan sungguh Engkau ialah Dzat sebaik-baik daerah mengadu. Engkau sebaik-baik Dzat untuk dimintai pertolongan, dan tidak ada daya kekuatan, kecuali atas pertolonganMu). 

Kalau delapan hal ini kita aplikasikan, kita amalkan dalam hidup di dunia ini, insyaallah kita akan terhindar dari sifat keluh kesah terlebih frustasi dalam hidup, sehingga akan menemui kedamaian dalam hidup ini. 

Posting Komentar untuk "Keluh Kesah Insan Dalam Hidup"