Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Megaproyek Pembangunan Yang Paling Banyak Memakan Korban Manusia

Salah satu hal yang membuat insan menjadi makhluk yang paling setrik umum dikuasai di dunia ini, ialah kemampuanya dalam membangun sarana dan prasarana yang sanggup mempermudah kehidupan manusia. Mulai dari jalan, bendungan, hingga bermacam-macam bangunan yang ada ketika ini merupakan bukti eksistensi dan evolusi insan yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. Hanya saja sayangnya tak segala pembangunan yang terjadi dalam sejarah insan selalu di hiasi kisah yang manis. Karena sebagian besar dari proyek pembangunan dalam skala besar yang pernah tercatat dala sejarah umat insan sering kali menelan banyak korban jiwa. Baik alasannya kerja yang terlalu berat, lingkungan yang ekstrim atau alasannya kediktatoran penguasa pada masa itu. Sebagai rujukan mungkin kita masih ingat gimana menderitanya warga pribumi yang diperjakan setrik paksa (Kerja Rodi) pada zaman penjajahan Belanda, tanpa di bayar sepeserpun.

Atau kerja paksa Zaman penjajahan Jepang, yang di kenal dengan istilah Romusha, yang bahkan jauh lebih keji lagi alasannya para tahanan pribumi kala itu diperlakukan sangat jelek dengan beban kerja yang tinggi dan juga mendapatkan siksaan, hingga kesudahannya banyak yang meninggal dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Meski ketika ini kerja paksa ibarat ini sudah tidak boleh dan dihapuskan oleh International Labour Organisation (ILO), pada kenyataanya dilapangan praktik perbudakan ini masih saja bisa kita temui, hanya saja disamarkan dengan trik yang lebih modern. Dan sayangnya meski hal ini sudah menjadi rasasia umum namun, tetap saja kasus tewasnya puluhan hingga ratusan bahkan mungkin ribuan pekerja tetap saja terjadi, demi terwujudnya sebuah Megaproyek. Karena itu kali ini anehdidunia.com akan mengembangkan informasi wacana Megaproyek maut yang telah menelan jutaan nyawa insan dalam, Megaproyek Pembangunan Yang Paling Memakan Korban Manusia, versi anehdidunia.com

Death Railway - Burma



Dikenal dengan nama Death Railway atau Rel Kereta Maut, merupakan sebuah jalur kereta api yang membentang di sepanjang perbatasan Myanmar dan Thailand sekaligus menjadi saksi kekejaman lain dari sistem kerja paksa yang dilakukan oleh tentara Jepang. Tak kurang dari 106. ribu nyawa melayang dalam kerja paksa yang mulai diberlakukan semenjak kependudukan Jepang di Myanmar pada tahun 1942. Korban yang tewas jawaban kerja paksa inipun tak hanya warga orisinil Myanmar saja, namun juga tahanan perang dari Amerika, Inggris, Belanda dan Australia yang merupakan bab dari pasukan sekutu. Sahabat anehdidunia.com kesemua pekerja paksa Romusha ini, harus menjalani hari-hari yang sangat berat untukmembangun sebuah jalur kereta sepanjang tak kurang dari 420 km, diantarara kondisi medan yang berat, kekurangan makan dan juga siksaan dari tentara Jepang. Jalur kereta Death Railway, sendiri dipakai sebagai jalur transportasi Jepang yang berperang melawan pasukan Inggris dan sekutunya. Jalur kereta maut ini sekaligus menjadi saksi bisu dari kejamnya situasi perang dunia ke 2, hingga kesudahannya berakhir pada tahun 1945. Saat ini sendiri Deat Railway telah dijadikan obyek wisata sejarah yang cukup opuler di kalangan wisatawan lokal, terlebih semenjak dirilisnya sebuah film berjudul 'The Bridge Over the River Kwai' pada tahun 1957 yang mengisahkan usaha para tahanan perang yang berusaha kabur dari kamp tahanan kerja paksa, Jepang.

The White Sea - Kanal Laut Baltik



Meski hanya dibangun dalam waktu yang terbilang singkat yaitu 2 tahun semenjak tahun 1931 hingga 1933, The White Sea atau lebih di kenal dengan sebutan Kanal Laut Baltik, telah menewaskan setidaknya 100 ribu orang. The White Sea sendiri merupakan sebuah terusan kapal di Rusia yang menghubungkan antara Laut Putih dengan Danau Onega, yang merupakan jalur pintas yang di buat untuk mempersingkat pelayaran menuju Laut Baltik. Kesemua korban yang jatuh dalam pembangunan Kanal ini sendiri merupakan para pekerja paksa yang berasal dari para tahanan Gulag. Sahabat anehdidunia.com para hebat sejarah memperkirakan banyaknya jumlah pekerja paksa yang meninggal dalam pembangunan The White Sea sendriri di pengaruhi beberapa faktor diantaranya alasannya kecelakaan, penyiksaan, mal nutrisi/kekurangan makanan dan alasannya banyak sekali penyakit. Hal ini membuat Kanal Laut Baltik menjadi salah satu Kanal yang paling banyak menelan korban dalam sejarah.

Konstuksi Stadion Piala Dunia 2022 Qatar



Ditunjuknya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 saja sudah merupakan kejutan, alasannya baik setrik sarana, prasarana hingga kwalitas tim sepakbolanya, bergotong-royong negara ini jauh dari kata pantas untuk menyelenggarakan event sepakbola terbesar sehjagad tersebut. Hingga banyak yang menduga ada campur tangan uang dalam keputusan FIFA, menunjuk negara ini sebagai tuan rumah piala dunia. Dan benar saja alasannya mengejar sasaran untuk menuntaskan berberapa Stadion berstandar dunia dan juga komplek real estate di sana, membuat para kontriktor mengimpor banyak pekerja asing dari India dan Nepal. Para pekerja ini diharuskan untuk bekerja nyaris nonstop untuk mengebut pengerjaan konstruksi yang ada. Sahabat anehdidunia.com meski para pekerja ini di janjikan uang lembur yang cukup banyak, namun beban kerja yang berat serta kondisi dilapangan yang mempunyai suhu begitu panas kesudahannya membuat banyak pekerja migran ini tumbang alasannya kelelahan dan perlakuan jelek dari pihak konstruktor setempat. Akibatnya hanya dalam dua tahun saja tercacat tak kurang dari 500 pekerja migran asal India tewas dan sekitar 200 - 300 pekerja asal Nepal meninggal jawaban serangan jantung. Angka ini sendiri masih terus bertambah alasannya diperkirakan jumlah korban sesungguhnya dalam megaproyek piala dunia bernilai 123 milyar Pounds atau 2.400 trilyun rupiah ini bergotong-royong mencapai angka 1.200 jiwa yang berasal dari pekerja migran asal banyak sekali negara yang coba mengais sedikit peruntungan di Qatar. Sebuah angka fantastis mengingat proyek ini di kerjakan di era Modern ketika ini, dimana sumbangan terhadap para buruh sudah banyak di gaungkan.

Ryugyong Hotel - Korea Utara



Strutur termegah di Korea utara ini, menerima julukan 'Hotel of Doom' atau 'Hotel Malapetaka,' bukan tanpa alasan. Pasalnya bangunan hotel berbentuk piramida megah setinggi 105 lantai ini memang telah menelan korban jiwa dengan jumlah yang tak terbayangkan. Memiliki nama orisinil Hotel Ryugyong, bangunan yang mendominasi pemandangan kota Pyongyang, Ibukota Korea Utara ini bergotong-royong awa,nya direncanakan untuk menjadi menara tertinggi di dunia, sayangnya alasannya pembangunanya yang sangat lama, membuat megaproyek Korea Utara ini keburu tersusul oleh bangunan tertinggi di dunia yang lain. Sahabat anehdidunia.com Hotel Ryugyong gres dibuka pada tahun 2013 yang kemudian sesudah melalui proses pembangunan yang sangat panjang selama tak kurang dari 26 tahun lamanya. Dengan pembangunan yang berjalan hingga nyaris 30 tahun dan ditambah perilaku penguasa Korea Utara yang sudah di kenal kediktaoranya, tak bisa di bayangkan sudah berapa nyawa yang harus melayang demi terciptanya Megaproyek dari negara hingga sekarang masih menjalai perang hambar dengan Korea Selatan ini.

Jalan Raya Karakoram



Di kenal dengan sebutan The Higway atau jalan tol Persahabatan. Jalan Raya Karakoram merupakan sebuah jalan tol di Cina yang masuk sebagai salah satu dari " Sembilan keajaiban di dunia," alasannya jalan yang menghubungkan Cina dan Pakistan ini merupakan jalan beraspal tertinggi internasional di dunia. Jalanan yang dibnagun di ketinggian 4.693 meter dan melintasi tiga pegunungan besar ini menghubungkan Wilayah Xinjiang di Cina dan wilayah Gilgit-Baltistan hingga kawasan Pakhtunkhwa Khyber di wilayah Pakistan. Namun dibalik semua dongeng megah wacana jalan raya ini, tersimpan dongeng yang cukup miris. Sahabat anehdidunia.com dalam pembangunanya yang berlangsung dari tahun 1959 hiingga 1978 diperkirakan ada sekitar 1.300 pekerja yang tewas dalam upaya untuk menuntaskan megaproyek jalan tol ini. Para korban tewas ini di duga tak tahan dengan kondisi medan yang snagat ekstrim di gunung Karakoram yang mempunyai ketinggian lebih dari 4.00 meter ini.

Bendungan Aswan



Dibangun pada tahun 1970 di Mesir, Bendungan Aswan bergotong-royong dibentuk untuk tujuan yang baik, sebagai tanggul untuk menampung limpahan air dari Sungai Nil dan mengendalikan banjir, sebagai pembangkit tenaga listrik, sekaligus menyediakan air bagi irigasi sistem pernaian di wilayah tersebut. Sanyangnya meski begitu bendungan ini justru menerima julukan sebagai Bendungan Pesakitan. Sahabat anehdidunia.com julukan mengerikan ini muncul menyusul tamat hayat tak kurang dari 500 pekerja yang membangun konstruksi bendungan ini. Jumlah yang cukup rendah jik adibandingkan dengan megaproyek lain dalam daftar ini. hTapi mengingat bendungan ini di bangun pada tahun 70an, yang seharusnya sudah mempunyai protokol keamana kerja yang baik membuat apa yang terjadi pada pembangunan bendungan ini merupakan bencana tersendiri. Bendungan ini bergotong-royong mempunyai dampak yang signifikan terhadap industrialisasi Mesir, baik dalam bidang ekonomi maupun budaya. Sayangnya management keselamatan pekerja yang sangat jelek telah menorehkan noda tersendiri pada megaproyek Bendungan Aswan, dengan banyaknya pekerja yang meninggal.

Terusan Panama



Sering dianggap sebagai Megaproyek paling ambisius dalam sejarah umat manusia. Terusan Panama merupakan sebuah terusan (Jalur Kapal yang membelah daratan) sepanjang 82 km yang memotong Amerika Utara dan Amerika Selatan serta menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik. Mulai digagas semenjak tahun 1500an, pembangunan terusan Panama, kesudahannya dimuali pada tahun 1880 di bawah kepemimpinan Perancis, yang sekaligus menjadi awal dari pyoyek paling mematikan dalam sejarah kontemporer. Upaya pertama ini gagal menyusul medan tropis yang tak stabil dan berat yang nyaris setiap tahun diguyur hujan lebat. Kondisi ini menjadikan dilema medis yang klinis dan juga membengkaknya biaya pembangunan hingga kesudahannya megaproyek ini gulung tikar pada tahun 1890, sesudah sekitar 22.000 pekerja telah meninggal. Kematian terutama ialah dari kecelakaan, penyakit malaria dan penyakit kuning. Sahabat anehdidunia.com gres pada tahun 1914, proyek ini kesudahannya bisa dirampungkan oleh orang Amerika, dua tahun lebih ceoat dari sasaran awal pembangunanya. Alasan utama yang berkontribusi terhadap keberhasilan proyek ini ialah kemajuan dalam bidang medis, meskipun hampir 6.000 pekerja meninggal selama periode 1904 hiingga 1914 dimana pihak Amerika mengambil alih proyek ini. Korban total untuk proyek ini sendiri diperkirakan mencapai 28.000 hingga 30.609 dan sebagian besar dari penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, yaitu malaria. Jumlah yang sangat fantastis untuk sebuah megaproyek di kala ke 20.

Sahabat anehdidunia.com itulah beberapa Megaproyek paling mematikan didunia ini. Segala pembangunan yang ada dalam daftar di atas memanglah bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sayangnya ambisi yang berlebihan serta ketidak siapan dalam pembangunanya telah mengorbankan ribuan nyawa insan yang sangat berharga dan tak sanggup dibandingkan dengan apapun, meski itu sebuah megaproyek sekalipun.

Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=cF4Nxh4uMFc
http://www.dream.co.id/news/10-proyek-pembangunan-skala-besar-paling-mematikan-di-dunia-160906v.html

Posting Komentar untuk "Megaproyek Pembangunan Yang Paling Banyak Memakan Korban Manusia"