Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penemuan Penting Dunia Yang Di Sumbang Oleh Ilmuan Muslim

Saat membahas perihal inovasi dan para Ilmuan, kita biasanya akan pribadi teringat nama-nama menyerupai Einstein, Thomas Alfa Edison atau Nicholas Tesla. Merekalah ialah orang-orang yang dianggap mempunyai andil besar dalam memajukan ilmu pengetahuan ketika ini. Jika kita cermati mereka mempunyai satu kesamaan yaitu semuanya berasal dari Eropa. Karena hal inilah sering muncul stigma kalau para ilmuan hebat semuanya berasal dari benua biru.

Padahal anggapan ini tak sepenuhnya benar, alasannya ialah ada masa dimana justru Ilmuan Muslin dari Timur Tengah dan Jazirah Arab yang juga menunjukkan sumbangsih besar pada kemajuan ilmu pengetahuan dengan temuan-temuan mereka. Seperti yang sudah kita tahu, pada periode pertengahan daratan Eropa, tidak menyerupai kini bahkan jauh dari kata beradab. Karena itu zaman ini sering di sebut "The Darknes Age's" atau Era Kegelapan. Pada zaman inilah justru ilmuan Muslin dari azirah Arab menyerupai Baghdad, Kairo, Damaskus dan Cordoba, menandakan kemampuan mereka dengan aneka macam temuan gemilang.

Penemuan-penemuan ini bahkan dijadikan patokan untuk aneka macam disiplin ilmu, mulai dari aljabar, trigonometri serta kimia, dunia kedokteran, astronomi, teknik dan tak ketinggala dunia pertanian. Nah informasi perihal beberapa inovasi penting hasil sumbangsih para ilmuan muslim inilah yang kali ini akan anehdidunia.com bagikan informasinya dalam, Penemuan Penting Dunia Yang Di Sumbang Oleh Ilmuan Muslim, versi anehdidunia.com


Abbas bin Firnas - Teori Penerbangan


Abbas Abu al-Qasim bin Firnas atau lebih dikenal dengan Abbas bin Firnas, merupakan seorang ilmuan Muslim asal Andalusia (Selatan Spanyol) yang hidup antara tahun 810-887 masehi. Abbas bin Firnas dikenal sebagai ilmuan yang cakap dengan aneka macam keahlian baik di bidang fisikan, kimia, teknik hingga musik dan syair. Semasa hidupnya Abbas bin Firnas telah banyak menyumbangkan hasil temuanya yang bermanfaat bagi dunia diantaranya jam air hingga "Batu Baca" yang kini telah disesuaikan menjadi beling mata dan lensa kontak yang bisa memudahkan orang untuk membaca dengan lebih jelas.

Namun bukan hal itu yang membuat Abbas bin Firnas, menjadi ilmuan yang dikenang dunia hingga ketika ini. Melainkan usahanya untuk membuat alat yang bisa membuat insan sanggup terbang. Hal ini diungkapkan oleh seorang sejarawan Maroko berjulukan Al-Maqqari menulis sebuah deskripsi perihal Firnas, tujuh periode sehabis kematian ilmuan eksentrik ini. Dalam deskripsinya Al-Maqqari, menuliskan kalau Firmas pernah mencoba untuk terbang dengan membuat sebuah sayap yang ditempeli dengan bulu burung. Sayap ini juga dilengkapi dengan glinder dan sebuah sisitem misterius. Dengan alat ini Firmas bahkan benar-benar bisa terbang dengan selamat. Hanya saja alat tersebut menunjukkan dampak rasa sakit pada punggung yang ternyta diakibatkan oleh mekanisme misterius menyerupai ekor burung yang di pasang pada tubuhnya.

Mekanisme inilah yang kelak diadopsi dalam dunia penerbangan untuk membuat pesawat terbang. Dan meski jarang dikenal orang berkat sumbangsihnya dalam dalam dunia penerbangan, NASA ternyata mengabadikan nama Firnas sebagai salah satu nama kawah di Bulan, dan juga sebuah nama bandara di Baghdad.


Al-Jazari - Mekanisme Robotik




Saat mendengar perihal Robot yang pertama kali akan terlintas dibenak kita ketika ini tentu negara Jepang. Karena negara yang populer sebagai pemimpin industri otomotih kelas menengah ini memang pemimpin dalam urusan kemajuan dunia robotik ketika ini. Tap kalau kita sedikit menyidik ke sejarah, bekerjsama orang yang pertama kali menemukan mekanisme Robotik sangatlah jauh dari daratan Jepang. Dia ialah Al-Jazari, seorang insinyur dan matematikawan asal Turki yang salah satu temuanya ternyata merupakan penggagas dari sistem robotik yang ada ketika ini.

Pada tahun 1100 masehi, Al-Jazari sukses membangun sebuah jam raksasa dengan tampilan luar menyerupai binatang gajah dengan mekanisme unik yang bisa memunculkan kicauan burung dan juga pergerakan khusus dari sebuah abjad naga yang terpasang di dalamnya. Mekanisme ini sendiri digerakan melalui sebuah mangkuk air yang ada di dalam jam. Mangkuk ini didesain dengan sebuah pendulum yang bekerja dengan prinsip Archimedes. Dengan menggunakan prinsip ini, mangkuk tak akan karam ketika mendapatkan beban berupa bola-bola berjumlah hingga 30 buah yang dijatuhkan setrik berurutan. Bola-bola ini berfungsi pemberat yang akan membuat mangkuk tersebut sedikit turun dari posisinya yang semula dan menunjukkan dampak simultan pada mekanisme lain yang membuat jam gajah ini sanggup bersuara dan bergerak.

Nah mekanisne ini pula yang kini di anggap sebagai karya robotik pertama di dunia, sekaligus ilham dari mekanisme robotik yang ada ketika ini.


Ibnu al-Haitham - Lensa Optik Modern




Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam atau lebih dikenal sebagai Ibnu al-Haitham, ialah seorang ilmuwan Islam asal tahun 925 masehi yang andal dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ilmuan yang begitu tertarik untuk mempelajari perihal cahaya ini kini dikenal sebagai Bapak Optik Dunia, berkat kontribusinya dalam pembuatan lensa optik modern.

Beliaulah yang memperbaiki konsep 'camera obscura' atau lubang jarum yang awalnya ditemukan China. Dalam theori ini disebutkan kalau cahaya yang bergerak pada garis lurus akan membentuk gambar yang terbalik pada retina. Oleh Ibnu al-Haitham teori ini kemudian ia sempurnakan dengan hasil penelitianya terhadap dampak cahaya yang menyebutkan kalau cahaya bergerak dalam garis lurus dan dibedakan oleh objek yang ter-refleksikan oleh sinar tersebut. Teori inilah yang kemudian menjadi cikal bakal pembentukan konsep lensa optik medern yang ada ketika ini.

Berkat temuanya ini ilmuan yang juga mempunyai nama barat Alhazen bahkan dijadikan sumber ilham oleh beberapa andal sains barat, menyerupai Roger Bacon, dan Kepler dalam membuat mikroskop serta teleskop.


Bani Musa Bersaudara - "Book of Ingenious Device"




"Book of Ingenious Device" merupakan sebuah berisi aneka macam catatan perihal sistem kerja sebuah mekanisme yang dibentuk pada tahun 850 masehi oleh 3 bersaudara dari Iran berjulukan Bani Musa Bersaudara. Dalam buku ini, Banu Musa yang terdiri dari Ahmad, Muhammad, dan Hasan bin Musa ibnu Shakir, menulis perihal bagaimana sebuah sistem mekanik bekerja serta menggambarkanya dalam bentuk ilustrasi.

Buku ini menjadi buku pertama didunia yang menjelaskan perihal sistem automata atau aneka macam mesin otomatis. Beberapa sistem yang dijelaskan dalam buku ini diantaranya ialah perangkat otomatis sistem fail-safe, engkol otomatis, katup otomatis, siphon dobel konsentris, serta susukan dengan ujung bengkok yang bisa menuang cairan berbeda. Selain itu, masih ada fountain otomatis, organ bertenaga air, serta dispenser air.

Konsep dari "Book of Ingenious Device" inilah yang kini sering disebut sebagai pioner dari aneka macam ensiklopedia dan buku manual yang ada ketika ini.


Al-Idrisi - Peta Dunia



Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti atau lebih sering di sapa dengan nama Al-Idrisi merupakan seorang ilmuan keturunan arab yang lahir di Ceuta, Afrika Utara. Semasa hidupnya Al-Idrisi dikenal sebagai seorang pakar geografer dan kartografer yang gemar mengembara keliling dunia. Berkat kegemaramnya ini Al-Idrisi kesudahannya hingga ke Palermo, Sisilia, Italia, dan menghabiskan sisa umurnya di sana.

Di Palermo pula ia menorehkan prestasi terbesar dalam hidupnya dengan me,buat peta dunia dengan deskripsi paling lengkap pada periode ke 12. Peta buatan Al-Idrisi merupakan yang paling hebat pada masanya hingga dipakai oleh para pelancing hingga beberapa periode kedepan. Dalam peta tersebut Al-Idrisi menggambarkan setrik rinci lokasi-lokasi menyerupai benua Afrika, Samudra Hindia bahkan hingga daratan Timur Jauh (sekarang Asia) yang ketika itu belum terjamah oleh para penjelajah. Selain menunjukkan citra yang rinci perihal lokasi tersebut Al-Idrisi juga tak lupa menunjukkan klarifikasi lengkap perihal wilayah utara Nasrani dan wilayah Islam, yang membuat peta ini tak hanya sekedar menandakan arah tapi juga memberi informasi perihal komunitas masyarakat yang mendiami lokasi tersebut.


Al-Zahrawi - Peralatan Operasi




Abul Qasim Khalaf bin al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawi merupakan seorang fisikawan dan andal bedah Muslim dari Andalusia yang hidup antara tahun 936 - 1013 Masehi. Semasa hidupnya Al-Zahrawi dikenal sebagai andal bedah terbaik pada periode pertengahan. Karena kehebatanya dalam ilmu medis ini ia bahkan sering disebut sebagai bapak andal bedah dunia. Tak hanya hebat dalam urusan medis Al-Zahrawi juga tidak mengecewakan cakap dalam urusan menulis yang ia tuangkan dalam bukunya Kitab al-Tasrif yang membahas perihal praktik medis.

Selain menjadi dokter bedah yang hebat, semasa hidupnya Al-Zahrawi juga menunjukkan bantuan lain dalam dunia medis dengan membuatkan mekanisme dan juga instrumen bedah yang lebih modern. Khusus untuk mengembangan peralatan operasi karya-karya Al-Zahrawi bahkan hingga kini masih disesuaikan budaya barat maupun timur.

Berberapa inovasi alat medis Al-Zahrawi tersebut antara ialah jarum suntik, forcep atau alat berbentuk tang yang dipakai untuk operasi, kait dan jarum bedah, serta pisau bedah tulang belakang dan pisau bedah lithotomy.


Sahabat anehdidunia.com itulah beberapa inovasi penting dunia yang disumbang ole para ilmuan Muslim. Semoga informasi ini sanggup menunjukkan manfaat dan menambah wawasan.


Referensi:

https://.merdeka.com/teknologi/6-penemuan-penting-dunia-yang-ditorehkan-ilmuwan-islam.html

https://.wikipedia.org/wiki/Abu_al-Qasim_al-Zahrawi

Posting Komentar untuk "Penemuan Penting Dunia Yang Di Sumbang Oleh Ilmuan Muslim"