Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fenomena Butterfly Effect: Insiden Kecil Yang Merubah Sejarah Dunia

"Jangan Abaikan Ombak Kecil" ungkapan ini mungkin cocok untuk menggambarkan cerita yang akan anehdidunia.com bagikan kali ini. Karena suatu hal yang kadang dianggap remeh, justru sanggup menjadi pemicu dari sebuah bencana besar di masa depan. Sebagai teladan beberapa bencana besar di kurun ini menyerupai pecahnya Perang Vietnam hingga keluarnya Inggris dari Uni Eropa ternyata terjadi hanya lantaran sebuah bencana sepele yang tak diduga sanggup merubah sejarah. Fenomena yang biasa disebut sebagai Butterfly Effect ini, setrik kasarnya merupakan dampak domino dimana sebuah "Peristiwa Kecil" yang terjadi di suatu kawasan atau masa kemudian sanggup setrik tak eksklusif mendorong perubahan besar di di masa depan. Fenomena inilah yang kali ini akan anehdidunia.com bagi kisahnya dalam Fenomena Butterfly Effect: Peristiwa Kecil Yang Merubah Sejarah Dunia, versi anehdidunia.com


Elian Gonzalez Imigran Kuba yang Memicu Perang Irak




Saat Sadam Husain dihadapkan pada tiang gantung di Camp Justice, sehabis kekalahanya dalam Perang Irak. Mungkin ia tak pernah menyangka kalau nasib apes yang menimpa dirinya ini ternyata di sebabkan oleh seorang Imigran asal Kuba yang berjulukan Elian Gonzalez. Meski tak setrik eksklusif mengagas Perang Irak atau bahkan menjadi orang yang memberitahu Presiden Bush kalau Irak mempunyai senjata Nuklir. Namun keputusan Gonzalez semasa muda untuk menyebrang ke Amerika setrik tak eksklusif ternyata telah merubah sejarah dua negara. Karena tanpa adanya Gonzalez di Amerika maka Bush mungkin tak akan pernah menjadi Presiden Amerika.

Sebelum berhasil menjadi Presiden, Bush terlebih dulu harus melewati masa Pemilu paling sengit di Amerika, dimana sainganya Al Gore bergotong-royong jauh lebih di unggulkan. Tapi akhrnya Bush berhasil memenangkan pemilu sehabis ia berhasil menang di negara serpihan Florida hanya dengan unggul 537 suara. Dan orang yang mendorong kemenangan ini ternyata yaitu Elian Gonzalez. Setelah kepindahanya ke Amerika ketika nasih muda, Gonzalez ternyata cukup berhasil dan kesudahannya bahkan sanggup menjadi ketua dari komunitas orang Kuba-Amerika dengan lebih dari 50.000 anggota di Florida. Pada masa pemilu tersebut Gonzalez yang merasa tak puas dengan trik Partai Demokrat dalam memperlakukan warga Imigran Kuba, kesudahannya mengalihkan bunyi dari seluruh komunitas Imigran Kuba yang awalnya merupakan pendukung partai Demookrat untuk beralih dan menunjukkan bunyi mereka pada partai Republik. Alhasil partai Republik kesudahannya memenangkan pemilu dengan calon mereka J.W Bush yang kesudahannya terpilih menjadi Presiden Amerika. Bayangkan saja kalau seandainya Elian Gonzalez tak pernah menaiki kapal dan menyebrang ke Amerika. Maka Presiden Amerika ketika itu yaitu Al Gore yang jelas-jelas menentang perang Irak. Maka otomatis serangan Amerika ke Irak tak akan pernah terjadi.


Sepucuk Surat yang Memicu Perang Vietnam




Pada tahun 1919, Woodrow Wilson, Presiden ke 28 Amerika (1913-1921) mendapatkan sepucuk surat dari seorang sosialis Vietnam ketika ia menghadiri Konferensi Perdamaian Paris di Versailles. Namun lantaran jadwalnya yang begitu sibuk, Wilson kesudahannya mengabaikan surat tersebut yang berujung pada serangkaian bencana di masa depan yang menuntun Amerika pada sejarah perang terburuk mereka. Ternyata surat itu merupakan kiriman Ho Chi Minh yang ingin berbitrik dan meminta santunan Amerika untuk memerdekakan Vietnam jadi jajahan Prancis. Padahal Ho Chi Minh yang kelak menjadi pemimpim Vietnam, awalnya sangat berharap santunan Amerika seteah ia begitu kagum dengan "American Declaration of Independence," namun lantaran tak memperoleh tanggapan kesudahannya ia menentukan untuk pergi ke Uni Soviet. Di Uni Soviet Ho Chi Minh, kemudian bertemu dengan Trotsky dan Stalin yang kemudian mengajarinya wacana faham komunis. Sekembalinya ke Vietnam Ho Chi Minh mulai membentuk Partai Komunis, hingga kesudahannya Vietnam berhasil meraih kemerdekaan dari jajahan Prancis. Kemerdekaan ini juga menjadi awal dari kekuasaan faham komunis di Vietnam yang di kemudian hari mengusik ketenangan Amerika hingga tercetusnya perang paling memalukan dalam sejarah mereka. Sebuah perang yang mungkin tak akan terjadi kalau Woodrow Wilson meluangkan waktunya untuk berbitrik pada Ho Chi Minh muda di Versailles.


Perkelahian Bar yang Memicu Keluarnya Inggris dari Uni Eropa




Saat Inggris tetapkan untuk keluar dari Uni Eropa, banyak orang yang resah dan bertanya-tanya wacana alasan di balik keputusan besar ini. Tapi tak ada orang yang menyangka kalau keputusan ini ternyata dipicu oleh sebuah perkelahian di sebuah Bar kecil yang ada di Istana Westminster. Di kawasan berjulukan Stranger's Bar itulah pada tahun 2012 yang kemudian angota dewan legislatif Inggris dari Partai Buruh Eric Joyce yang mabuk berulah dan memulai perkelahian. Dalam pekelahian tersebut Joyce juga mengeluarkan banyak sekali makian serta menyebut diinya sebagai anggota partai yang tak boleh disentuh. Sikap Joyce yang besar kepala ini kemudian oleh banyak orang dinilai tak mewakili kalangan buru di Inggris yang kemudian memicu desakan besar agar ia segera dipecat. Namun bencana ini bergotong-royong tak hanya membuat Joyce kehilangan posisinya, lantaran tanpa banyak disadari orang tingkah Joyce ini juga memicu serangkaian bencana lain yang kesudahannya membuat Inggris kesudahannya keluar dari Uni Eropa.

Akibat perkelahian di Bar tersebut, meski telah memecat Joyce, Partai Buruh masih menerima tuduhan dari banyak orang bahwa mereka menentukan kandidat partai hanya menurut sumbangan besar orang yang bersangkutan. Hal ini membuat Partai Buruh Ed Miliband, mulai membuka Partai Buruh pada siapapun untuk menjadi anggotanya hanya dengan membaray 3 Euro saja. Setelah kebijakan ini diberlakukan ribuan orang tercatat mendaftar menjadi anggota Partai Buruh. Hal ini dikemudian hari memicu munculnya petisi agar Inggris keluar dari Uni Eropa yang kesudahannya terwujud beberapa waktu lalu, berkat banyaknya bunyi dari kalangan warga biasa yang berhasil menjadi anggota Partai jawaban sebuah adu jotos di  Bar.


Salah Belok yang Memicu Perang Dunia I




Kematian dari Franz Ferdinand sering disebut sebagai pemicu Perang Dunia I. Tapi tak banyak yang tahu bahwa janjkematian dari Pemimpin Austria ini juga merupakan salah satu Butterfly Effect terbesar di dunia. Sesaat sebelum kematianya Franz Ferdinand, sudah menyadari dirinya dalam ancaman menyusul serangkain serangan bom yang dialamatkan untuknya di kota Sarajevo. Namun berkat jaringan intelejen yang dimilikinya, Franz selalu berhasil lolos daroi serangan itu dan berhasil bersembunyi. Saat merasa sudah aman, Franz kemudian tetapkan untuk keluar dari kawasan persembunyianya. Tapi disinilah malapetaka kemudian terjadi, lantaran bukanya eksklusif pulang ke rumahnya, Franz justru tetapkan untuk terlebih dulu mampir ke kawasan salah satu temanya. Dia kemudian menyurus suirnya untuk rute perjalanan mereka, nah si supir ini sepertinya tak terlalu hapal jalan di Sarajevo hingga ia justru melewati sebuah Kafe dimana Gavrilo Princip sedang bersantai. Gavrilo Princip sendiri merupakan orang yang ditugaskan untuk membunuh Franz Ferdinand, melihat kesempatan langka ini Princip eksklusif berusaha sekuat tenaga untuk mendekati kendaraan beroda empat Franz Ferdinad sebelum kesudahannya menembak Franz hingga mati. Kabar janjkematian Franz Ferdinand ini segera tersebar keseluruh dunia, dimana kesudahannya memicu pecahnya Perang Dunia I.


Salah Ucap yang Memicu Robohnya Tembok Berlin




Nama Gunter Schabowski mungkin masih terdengar asaing ditelinga banyak orang. Namun laki-laki inilah yang setrik tak eksklusif telah memicu terjadinya bencana terbesar di kurun 20. Berkat satu ucapan dari lisan Gunter, tembok besar yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur kesudahannya runtuh. Gunter yang merupakan juru bitrik dari Partai komunis membuat kesalahan fatal ketika ia di tugaskan untuk memberikan pesan [ada 9 November, 1989. Saat itu Gunter diberikan sebuah catatan untuk mengumumkan kalau untuk sementara waktu warga boleh menyebrangi tembok Berlin dengan syarat tertentu. Namun dalam catatan tersebut tak disebutkan kapan hukum itu dimulai dan syarat apa saja yang harus dipenuhi. Sementara itu ribuan orang yang ketika itu mendengarkan pengumuman ini sudah terlanjur heboh dan bahagia lantaran kesudahannya sanggup bertemu keluarha mereka yang ada dibalik tembok. Dalam keadaan yang terlanjur heboh ini, Gunter kemudian melaksanakan kesalahan lain ketika seorang reporter bertanya padanya kapan hukum ini dimulai. Gunter yang tak melihat adanya keterangan niscaya pada catatan yang dimilikinya, setrik tak sengaja menyebut "Saat Ini Juga." Mendengar ucapan Gunter ini, ribuan orang hari itu juga eksklusif membanjiri pos penjagaan Tembok Berlin untuk menyebrang. Disaat yang bersamaan para penjaga yang resah dengan regulasi yang ada kesudahannya pasrah saja dan memagarkan orang-orang ini lewat begitu saja. Setelah bencana ini tak berselang lama, Tembok Berlin kesudahannya dirobohkan dan perpecahan antara Jerman Barat dan Jerman Timur setrik resmi berakhir.


Kebaikan yang Mengakibatkan Jutaan Nyawa Melayang




Pada tahun 1918, Henry Tandey, seorang tentara Inggris yang bertugas di Paris selama masa Perang Dunia 1, membuat sebuah keputusan kecil yang tak disangka-sangka menjadi penyebab terbunuhnya 60 juta orang beberapa tahun kemudian. Saat itu ia yang sedang bertugas untuk menangkap Marco, kesudahannya berhasil menaklukan tentara Jerman. Tentara Jerman yang telah merasa kalah kesudahannya tetapkan untuk mundur, namun salah satu diantaranya berhasil dirtangkap oleh Tandey. Saat akan membunuh tentara itu Tandey melihat bahwa orang tersebut terluka hingga kesudahannya ia tetapkan untuk mengampuni nyawa tentara Jerman itu dan melepaskanya. Kebaikan hati Tandey ini kesudahannya di abadikan dalam sebuah poster yang disebar keseluruh dunia. Namun siapa sangka 20 tahun kemudian poster itu ternyata terpajang di sebuah kawasan yang tak terduga-duga yaitu Rumah dari Adolf Hitler. Fakta mengejutak ini terungkap sehabis Neville Chamberlain yang berkunjung ke rumah Hitler bertanya pada pada Diktator Jerman ini kenapa ia menyimpan poster tentara Inggris di rumahnya. Dengan enteng Hitler menjawab, "Itulah orang yang hampir menembakku" sambil menujuk muka Tandey. Meski cerita ini banyak diragukan orang pada awalnya, namun beberapa tahun kemudian Museum Green Howards menemukan bukti, kebenaran cerita ini dari sepucuk surat yang dikirimkan oleh asiten Hitler yang merasa berterima kasih lantaran Tandey telah mengampuni nyawanya. Andai saja Tandey ketika itu menarik pelatuk pistolnya dan membunuh Hitler muda maka Perang Dunia II tak akan pernah pecah dan jutaan orang tak akan kehilangan nyawanya.


Sahabat anehdidunia.com itulah beberapa cerita Butterfly Effect paling kuat pada sejaranh dunia ketika ini. Kisah ini mengajarkan pada kita untuk tak pernah meremehkan hal kecil. Karena sesungguhnya segala bencana besar di dunia ini bergotong-royong di dahului oleh hal kecil terlebih dulu.

Referesi:

listverse.com/2017/05/15/top-10-butterfly-effects-that-completely-changed-the-world/

Posting Komentar untuk "Fenomena Butterfly Effect: Insiden Kecil Yang Merubah Sejarah Dunia"