Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mempertahankan Fithrah Manusia


Fithrah, berasal dari kata "fathara", yang asal artinya mencipta. Maka fithrah ialah ciptaan. Sering pula disebut ciptaan aseli (alkhilqah alibtidaiyah), bukan tiruan dan bukan imitasi. Islam, disebut fithrah, alasannya Islam itu ialah ciptaan orisinil Allah, yang juga menjadi orisinil kejiwaan manusia. Sehingga fithrah insan itu ialah keberagamaan Islam itu ialah jiwa orisinil manusia. (Qs ar-Rum 30). 

Maksudnya, bahwa Allah, membuat insan dengan memiliki naluri beragama tauhid. Dan agama tauhid itu ialah Islam. Yaitu agama yang dibawa oleh semua nabi, semenjak nabi Adam As hingga nabi terakhir, Nabi Muhammad SAW. (QS Ali Imran 19). 

Kehadiran Muhammad dengan membawa agama tauhid ini, bekerjsama sudah ditunggu-tunggu oleh andal kitab. Dalam hal ini ialah Yahudi dan Nashrani. Karena namanya sudah termaktub dalam Taurat maupun Injil, dengan nama Farclit dalam bahasa Ibrani yang artinya terpuji, sama dengan Ahmad dan Muhammad. Tetapi lalu diingkari, alasannya ia ini disinyalir bukan dari suku mereka Bani Israil. 

Islam disebut agama fitrah alasannya Islam ialah agama yang mengajarkan kesucian dan kebersihan, fisik maupun rahani. Fithrah dalam arti kesucian ini, sering dikaitkan dengan puasa, alasannya puasa itu sanggup mensucikan jiwa manusia, utamanya dari segala dosa, yang notabene ialah mengo-tori jiwa dan perilaku. 


Puasa ini diakhiri dengan "zakat" yang disebut "zakatul fithri", yang kita kenal dengan zakat fithrah / zakat fitrah. Yakni, zakat atau mengeluarkan harta untuk membaiat diri kita suci dan bersih. 

Fithrah dalam dua pengertian ini harus dipertahankan hingga datanglah maut merenggut. Karena fithrah ialah hakikat kehidupan kita sebagai insan ini, menyerupai disebutkan di atas. Dan mempertahankan fithar menyerupai itu, sangat penting alasannya ada keterkaitannya dengan kehidupan kita di dunia ini sebagai khalifatullah fil ardhi dan alasannya ada keterkaitannya dengan kehidupan di alam abadi kelak, sedang fithrah ini sangat memilih baik dan buruknya kehidupan itu. Bahkan jika kini ini kita hidup dalam Negara yang sedang dirundung krisis, terutama krisis tabiat dan krisis amanat, yaitu dengan semakin merajalelanya korupsi dengan arti yang luas, yang benar-benar mengancam akan existensi Negara, maka memper-tahankan fithrah ialah suatu keniscayaan. 


Posting Komentar untuk "Mempertahankan Fithrah Manusia"