Jalan Kaki Jinakkan Penyakit
Sering kita melihat di pedesaan bahwa orang bau tanah disana sangat gesit dan kuat, bayangkan saja jikalau kita melihat nenek umur 70 tahun masih mengangkat beban berat dan masih berpengaruh melaksanakan hal yg kita pikir sudah mustahil dilakukan oleh orang kota. Mengapa demikian?
Studi dalam beberapa tahun terakhir semakin mengukuhkan bahwa berjalan tergopoh-gopoh dan bukan jalan santai memang memberi banyak manfaat bagi kesehatan kita. Inilah sembilan manfaat yg sanggup diperoleh dari aktivitas jalan kaki.
1. Serangan Jantung.
Pertama-tama tentu menekan risiko serangan jantung. Kita tahu otot jantung membutuhkan fatwa darah lebih deras (dari pembuluh koroner yg memberinya makan) semoga bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti. Untuk itu, otot jantung membutuhkan fatwa darah yg lebih deras dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas fatwa darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup.
Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yg terlatih menguncup dan mengembang bakal terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yg berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melaksanakan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yg bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga bakal berkurang.
Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yg bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) bakal meningkat dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak trik di luar obat yg sanggup meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki tergopoh-gopoh tercatat bisa menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggal separuhnya.
2. Stroke.
Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh-gopoh terhadap stroke pengaruhnya belum senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapa studi mengatakan hasil yg menggembirakan. Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita yg lebih banyak melaksanakan kegiatan berjalan kaki setiap hari, masalah stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Keliru satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yg dalam bekerja tercatat melaksanakan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, risiko mereka terjangkit stroke menurun duapertiga.
3. Berat tubuh stabil.
Ternyata dengan membiasakan berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh atrik berjalan kaki, kelebihan kalori yg mungkin ada bakal terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat tubuh tidak terjadi.
4. Menurunkan berat badan.
Ya, selain berat tubuh dipertahankan stabil, mereka yg mulai kelebihan berat badan, bisa diturunkan dengan melaksanakan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu setrik rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit bakal dibakar bila rajin melaksanakan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.
5. Mencegah kencing manis.
Ya, dengan membiasakan berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyata sanggup menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yg bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases).
Segimana kita tahu bahwa masalah diabetes yg bisa diatasi tanpa perlu minum obat, bisa dilakukan dengan menentukan gerak tubuh rutin berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan trik bergerak tubuh (brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berMakna bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama keuntungannya dengan obat antidiabetes.
6. Mencegah osteoporosis.
Betul. Dengan gerak tubuh dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot tubuh yg diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak tubuh dibutuhkan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan gerak tubuh dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi semoga terbebas dari bahaya osteoporosis.
Mereka yg melaksanakan gerak tubuh semenjak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, hingga usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari bahaya pengeroposan tulang.
7. Meredakan encok lutut.
Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut (osteoarthiris). Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau menentukan berjalan di dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yg mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri.
Satu hal yg perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru menentukan sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yg sudah ibarat itu perlu dijaga dan dilindungi semoga tidak mengalami goncangan yg berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yg gemuk.
Bila alas (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal berperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berMakna sendi tetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini yg memperburuk kondisi sendi, kemudian mencetuskan serangan nyeri sendi atau menjadikan penyakit sendi pada mereka yg berisiko terkena gangguan sendi.
Munculnya nyeri sendi setelah melaksanakan kegiatan berjalan kaki, bisa jadi karna keliru menentukan jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerek menentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki. Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah sekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akhir beban dan goncangan yg Musti dipikul oleh sendi.
8. Depresi.
Ternyata bergerak tubuh dengan berjalan kaki cepat juga membantu pasien dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat antidepresan yg Musti diminum rutin. Studi wacana terbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun.
9. Kanker
juga sanggup dibatalkan muncul bila kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak tubuh ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih usang di akses pencernaan. Studi lain juga menyebutkan tugas berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara.
1. Serangan Jantung.
Pertama-tama tentu menekan risiko serangan jantung. Kita tahu otot jantung membutuhkan fatwa darah lebih deras (dari pembuluh koroner yg memberinya makan) semoga bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti. Untuk itu, otot jantung membutuhkan fatwa darah yg lebih deras dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas fatwa darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup.
Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yg terlatih menguncup dan mengembang bakal terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yg berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melaksanakan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yg bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga bakal berkurang.
Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yg bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) bakal meningkat dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak trik di luar obat yg sanggup meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki tergopoh-gopoh tercatat bisa menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggal separuhnya.
2. Stroke.
Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh-gopoh terhadap stroke pengaruhnya belum senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapa studi mengatakan hasil yg menggembirakan. Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita yg lebih banyak melaksanakan kegiatan berjalan kaki setiap hari, masalah stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Keliru satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yg dalam bekerja tercatat melaksanakan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, risiko mereka terjangkit stroke menurun duapertiga.
3. Berat tubuh stabil.
Ternyata dengan membiasakan berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh atrik berjalan kaki, kelebihan kalori yg mungkin ada bakal terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat tubuh tidak terjadi.
4. Menurunkan berat badan.
Ya, selain berat tubuh dipertahankan stabil, mereka yg mulai kelebihan berat badan, bisa diturunkan dengan melaksanakan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu setrik rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit bakal dibakar bila rajin melaksanakan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.
5. Mencegah kencing manis.
Ya, dengan membiasakan berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyata sanggup menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yg bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases).
Segimana kita tahu bahwa masalah diabetes yg bisa diatasi tanpa perlu minum obat, bisa dilakukan dengan menentukan gerak tubuh rutin berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan trik bergerak tubuh (brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berMakna bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama keuntungannya dengan obat antidiabetes.
6. Mencegah osteoporosis.
Betul. Dengan gerak tubuh dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot tubuh yg diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak tubuh dibutuhkan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan gerak tubuh dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi semoga terbebas dari bahaya osteoporosis.
Mereka yg melaksanakan gerak tubuh semenjak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, hingga usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari bahaya pengeroposan tulang.
7. Meredakan encok lutut.
Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut (osteoarthiris). Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau menentukan berjalan di dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yg mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri.
Satu hal yg perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru menentukan sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yg sudah ibarat itu perlu dijaga dan dilindungi semoga tidak mengalami goncangan yg berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yg gemuk.
Bila alas (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal berperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berMakna sendi tetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini yg memperburuk kondisi sendi, kemudian mencetuskan serangan nyeri sendi atau menjadikan penyakit sendi pada mereka yg berisiko terkena gangguan sendi.
Munculnya nyeri sendi setelah melaksanakan kegiatan berjalan kaki, bisa jadi karna keliru menentukan jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerek menentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki. Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah sekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akhir beban dan goncangan yg Musti dipikul oleh sendi.
8. Depresi.
Ternyata bergerak tubuh dengan berjalan kaki cepat juga membantu pasien dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat antidepresan yg Musti diminum rutin. Studi wacana terbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun.
9. Kanker
juga sanggup dibatalkan muncul bila kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak tubuh ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih usang di akses pencernaan. Studi lain juga menyebutkan tugas berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara.
Makara sahabat anehdidunia.com cobalah untuk berjalan kaki minimum 30 menit sehari sehingga bakal sanggup menyehatkan tubuh serta tubuh kita semua.
Baca juga Mitos Alam Sebagai Peringatan Bencana
sumber: /search?q=mitos-alam-sebagai-peringatan-bencana
Posting Komentar untuk "Jalan Kaki Jinakkan Penyakit"