Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Insan Berhati Mulia Yang Rela Berkorban Nyawa Demi Orang Lain

Sebagai insan normal sudah selayaknya kalau kita saling tolong-menolong antar sesama insan lainya. Terlebih kalau orang yang kita tolong memang sedang benar-benar membutuhkan bantuan. Namun ketika menolong orang kita juga biasanya mempunyai batasan tersendiri, yang biasanya patokanya yaitu selala tak terlalu merugikan kita apalagi hingga nyawa taruhanya. Untuk urusan yang satu ini jangankan orang lain, untuk menolong orang yang kita kenal saja kalau hingga harus mempertaruhkan nyawa maka akan jarang sekali orang yang bersedia untuk melakukanya. Tapi bukan berarti orang yang rela mengirbankan nyawa demi menolong orang lain itu tak ada di dunia ini. Karena dalam beberapa insiden menyerupai serangan teror atau tragedi alam, dunia telah mencatat beberapa orang berhati mulia yang sanggup mengorbankan nyawa mereka demi orang lain. Perbuatan orang-orang berani yang berhati mulia ini telah mengundang decak kagum banyak orang yang salut akan tindakan mereka. Karena itu kali ini anehdidunia.com akan membuatkan dongeng dari orang-orang berhati mulia ini dalam, Kisah Manusia Berhati Mulia Yang Rela Berkorban Nyawa Demi Orang Lain, versi anehdidunia.com


Alexandra Klimenko



Pada bulan Februari, 2015 yang kemudian seorang perempuan asal Ukraina, berjulukan Alexandra Klimenko, berangkat dari rumahnya di Kramatorsk, Ukraina, untuk menjemput salah anaknya yang berusia tiga tahun dari rumah penitipan anak. Namun naas ketika ia hampir hingga ketempat penitipan anak tersebut, sebuah rudal dari milisi pro Rusia menghatam jalanan dan menghancurkan wilayah sekitar tempat tersebut. Saat warga memberishkan puing-puing reruntuhan yang ada perempuan berusia 33 tahun itu ditemukan tengah mendekap bayinya dalam keadaan tewas sementara bayina masih bisa diselamatkan walau mengalami cedera serius.

Menurut penuturan seorang saksi, ketika itu sebetulnya Alexandra sedang terburu-buru dan ingin segera pulang sesudah menjemput bayinya alasannya putra Alexandra yang berusia 5 tahun tengah sakit flu dirumah. Namun ketika ia tinggal 2 langkah lagi dari tempat penitipan anak tersebut, terlihat ada rudal yang mendekat, ketika itu pula Alexandra pribadi melompat ke arah bayinya untuk melindungi anaknya tersebut dari ledakan. Pecahan roket dan puing-puing bangunan yang berterbangan diduga pribadi menewaskan Alexandra, sementara bayinya mengalami luka serius di tangan bayinya, hingga harus diamputasi. Kematian ini menjai kabar sedih yang begitu mendalam bagi Alexander suami dari Alexandra yang bekerja di Moskow. Sahabat anehdidunia.com laki-laki ini tak bisa menahan air matanya selama pemakaman sang istri . Alexander menuturkan bahwa ia sebetulnya ingin membawa putranya untuk melihat mayat ibunya untuk terakhir kalinya, tapi ia tak sanggup mengingat putarnya itu tersus menyakan keberadaan sang ibu. "Kisah ini menerangkan bahwa kasih sayang seorang ibu pada anaknya memang luar biasa"


Tori Johnson



Saat dihadapkan dengan situasi hidup dan mati, biasanya orang akan cenderung mementingkan keselamatanya dibandingkan orang lain, terlebih kalau orang lain itu bukanlah orang yang kita kenal. Namun hal ini tak berlalku pada diri Tori Johnson, 34 tahun, yang jadi korban tewas bersama Katrina Dawson, 38 tahun, dalam penyanderaan Sydney, Australia, pada Desember 2014 yang lalu. Saat itu Tori yang merupakan manajer Kafe Lindt, tempat dimana drama penyanderaan selama tak kurang dari 16 jam tersebut. Mengambil sebuah keputusan berani untuk merebut pistol dari tangan pelaku guna melindungi sandera lain.

Namun sayang upayanya tersebut gagal dan kesannya ia kesannya tewas ditembak Man Haron Monis, pelaku penyanderaan. Drama penyanderaan ini sendiri kesannya berhasil diakhiri oleh Polisi sesudah mereka menembak mati pelaku pada pukul 02.00 dini hari dan menyelamatkan 17 sandera. Sayangnya ada dua korban tewas yaitu Tori Johnosn dan Katrina Dawson, seorang barista perempuan dari kafe seberang yang kebetulan sedang berada di kafe tersebut. Meninggalnya Tori ini membuat kedua orang tuanya amat berduka alasannya kehilangan putra mereka yang baik. Namun meski begitu kedua orang bau tanah Tori yang berjulukan Ken dan Rosemary, mengaku telah merelakan kepergianya putra mereka dan merasa gembira alasannya mempunyai putra yang berani berkorban demi orang lain.


Suami Yang Rela Pasang Badan Demi Istrinya



Sebagai sepasang suami, sudah selayaknya insan saling melindungi dan menjada pasanganya. Tapi gimana kalau kita di hadapkan dengan sebuah ancaman yang mengancam nyawa. Saya rasa hanya pasangan yang mempunyai cinta sejatilah yang bisa menghadapi ancaman yang mengancam nyawa untuk melindungi pasanganya. Hal inilah yang dilakukan oleh suami dari perempuan berjulukan Tsao Wei-ling, ketika gempa besar mengguncang Februari, 2016, yang lalu. Pria berusia 42 tahun ini rela pasang tubuh demi melindungi istrinya dari reruntuhan apartemen yang mereka tinggali. Dua hari sesudah Tsao, gres ditemukan oleh tim penyelamat sesudah ia bisa berteriak 'Saya di sini' ketika tim penyelamat tengah menggali di erat keduanya reruntuhan.

Saat ditemukan Tsao berada di balik tubuh suaminya yang sudah tewas tertimpa bongkahan tembok apartemen yang roboh akhir gempa berkekuatan 6,4 skala Richter tersebut. Dalam insiden gempa yang terjadi bertepatan dengan perayaan imlek ini sendiri setidaknya ada 37 orang dinyatakan tewas dan ratusan lainya dinyatakan hilang. Sahabat anehdidunia.com data menyebutkan ada 260 orang tinggal di gedung apartemen itu tapi Wali Kota William Lai menyampaikan ketika itu sedikitnya ada 300 orang di dalam sana alasannya sebagaian anggota keluarga penghni apartemen banyak yang tiba untuk merayakan liburan Tahun Baru Imlek. Tsao sendiri selain kehilangan suami yang telah menyelamatkanya juga harus kehilangan buah hati mereka yang masih berusia 2 tahun dan 5 anggota kelaurga lain yang masih belum terang kabarnya.


Orang Tua Yang Menjadi Tameng Bagi Anaknya



Wu Ningxi bisa dibilang merupakan anak paling beruntung sekaligus sial didunia ini. Gadis berusia 3 tahun ini begitu beruntung alasannya mempunyai kedua orang bau tanah yang begitu menyayanginya namun sialnya kedua orang bau tanah tersebut justru harus meninggal akiba insiden runtuhnya sebuah gedung di Cina, Oktober 2016 yang lalu. Dilansir dari usang Daily Mail, Selasa (11/10/16), kedua orang bau tanah Wu Ningxi ditemukan dalam posisi melindungi putri mereka berusia tiga tahun dari reruntuhan, gedung tempat ketiganya tinggal. Ketiga korban kemudian dibawa ke rumah sakit tapi ayah dan ibu Ningxi, dilaporkan meninggal sesudah tiba di rumah sakit. Penebab dari runtuhnya gedung yang telah menewaskan sebanyak 22 orang ini sendiri hingga sekarang tak jelas. Namun ada dugaan konstruksi bangunan yang ada memang tak layak alasannya banyak dihuni oleh para pekerja migran yang tinggal di kota untuk bekerja. Bangunan yang ada di daerah Lucheng tersebut roboh pada pukul 04.00. 09 Oktober 2016 dan menimbung banyak keluarga, salah satunya keluarga Wu Ningxi yang kesannya harus kehilangan kedua orang bau tanah yang begitu sayang padanya hingga rela berkorban nyawa.


Aitzaz Hasan



Remaja dalam poto di atas merupakan Aitzaz Hasan, seorang pelajar kelas kelas tiga SMP Ibrahimzai yang gres berusia 15 tahun. Namun jangan terkecoh dengan penampilanya yang kurang meyakinkan alasannya berilmu balig cukup akal asal Distrik Hangu, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, ini merupakan seorang pemberani yang rela berkorban nyawa demi melindungi orang disekitarnya. Hasan merupakan seorang pahlawan heroik di Pakistan dikarnakan telah menggagalkan sebuah upaya bom bunuh di diri di sekolahnya meski harus mengorbankan nyawanya sendiri. Kisah Hasan ini dimulai ketika 6 Januari 2014 yang kemudian ia dan sepupunya, Musadiq Ali Bangas yang tengah berjalan menuju sekolahnya bertemu dengan seorang cowok berusia 20 tahunan yang kemudian menayakan letak sebuah sekolah yang kebetulan merupakan sekolah keduanya. Sahabat anehdidunia.com alasannya mereka satu jalan kesannya ketiganya memutuskan untuk berjalan bersama-sama. Saat berjalan inilah Hasan merasa gelagat cowok itu semakin aneh, sang sepupu kemudian membisikkan bahwa di dada cowok itu ada rompi yang aneh, kemungkinan bom.

Padahal ketika itu sekolah mereka sedang menggelar upatrik bendera, sehingga nyaris 2.000 pelajar berada di halaman. Karena kecurigaanya semakin besar kesannya Hasan memberanikan diri mengejar cowok itu. Menyadari tujuanya sudah di ketahui, pelaku bom bunuh diri itu mempercepat langkahnya namun berhasil dilarang oleh Hasan sempurna di gerbang sekolahnya. Sayangnya alasannya panik pelaku bom tersebut kesannya meledakkan dirinya bersama dengan Hasan. Akibat luka yang sangat parah, Hasan tak bisa diselamatkan dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Aksi heriok Hasan ini sendiri kemudian dianugrahi Gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintahPakistan dan juga gelar Mujahid Sejati oleh Jamiat Ulama Pakistan. Kisah Hasan ini kemudian diliput oleh media masa Pakistan dan telah menginspirasi banyak warga di sana wacana arti Jihad yang sesunguhnya.

Sahabat anehdidunia.com itulah beberapa dongeng orang-orang berhati mulia yang rela mengorbankan nyawanya tak hanya untuk orang yang mereka kenal saja tapi juga bahkan bagi orang yang gres di temui. Kisah diatas menerangkan kalau insan sebetulnya memang dilahirkan dengan sifat yang welas asih, hanya saja kadang ambisi yang berlebihan telah membuat sebaian insan kehilangan hati nuraninya dan saling berperang antar sesama insan lain, menyerupai yang sedang terjadi di Indonesia ketika ini. Patutnya kita berguru dari dongeng di atas supaya sanggup mengasihi sesama seerti kita mengasihi diri kita sendiri.

Referensi:

https://www.merdeka.com/dunia/heroik-5-orang-ini-tewas-pasang-badan-demi-selamatkan-orang-lain.html

Posting Komentar untuk "Kisah Insan Berhati Mulia Yang Rela Berkorban Nyawa Demi Orang Lain"