Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Dibalik Tangisan Presiden Indonesia

Indonesia yaitu Keliru satu negara di dunia yang meletakkan Presiden pada tampuk kekuasaan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintah. Dengan begitu tentu saja presiden memiliki tanggung jawab yang sangat besar memimpin negeri dengan total penduduk lebih dari 200 juta jiwa yang tersebar di banyak sekali wilayah pulau yang ada.Sejak kemerdekaan yang didapat hampir 71 tahun yang lalu, Indonesia telah berganti presiden sebanyak tujuh kali dengan masa periode kepemerintahan yang bermacam-macam.

Ketegasan, rasa tanggap, kewibawaan, budi serta perilaku kepemimpinan yaitu serpihan dari cerminan sosok presiden-presiden di Indonesia. Namun sahabatanehdidunia.com tahukah anda bahwa dibalik perilaku tegas dan wibawa mereka mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY dan dikala ini Jokowi masing-masing memiliki terdapat momen tangis yang pernah dialami? Berikut Kisah Dibalik Tangisan Presiden Indonesia

Tangis Ir. H. Soekarno


Siapa yang tak tahu dengan presiden pertama Indonesia yang sekaligus menjadi proklamator pada dikala negara ini mengumumkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 bersama Moh. Hatta. Presiden Soekarno yaitu Keliru satu dari sekian banyak pejuang kemerdekaan yang begitu menggebu-nggebu merebut kembali negaranya sampai titik darah penghabisan. Tak hanya lewat gencatan senjata, Presiden Soekarno yang lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901 ini mengobarkan semangat kemerdekaan dan melawan para penjajah lewat nada-nada tegasnya dalam beretorika. Meski demikian sang Presiden yang kental dengan gaya flamboyan ini pernah merasa berduka dan tak tahan menutupi air matanya. Presiden Soekarno pernah kedapatan meneteskan air mata waktu menghadiri pemakaman Jenderal A. Yani yang gugur pada bencana 30 September 1965. Presiden Soekarno dulu memang sempat dikabarkan sempat menunjuk Jenderal A. Yani untuk menggantikannya sebagai presiden bila kondisi kesehatannya makin memburuk. Tak pelak kabar gugurnya Jend. A. Yani benar-benar menjadi pukulan berat bagi sang Presiden yang bahkan sangat disegani para petinggi dari banyak sekali belahan dunia.

Tangis  Jenderal Besar Tentara Nasional Indonesia (Purn.) H. M. Soeharto


The Smiling General yaitu julukan bagi H. M. Soeharto yang tak lain merupakan Presiden ke-2 Republik Indonesia. Sejarah politiknya melahirkan banyak dongeng kontrkelewat / oversi baik dari sisi positif maupun negatif dalam sepanjang dunia politik Indonesia. Dibalik itu semua, sang Jenderal juga pernah mengalami situasi yang membuat dia tak bisa menahan cucuran air matanya. Peristiwa tersebut terjadi kala penasihat spiritualnya yang kemudian merangkap sebagai ajun langsung Bidang Ekonomi dan Perdagangan berjulukan Soedjono Hoemardani meninggal dunia pada tanggal 12 Maret 1986 di Tokyo, Jepang. Keakraban Presiden Soeharto dan Soedjono Hoemardani terjalin kala sang Presiden ikut serta dalam organisasi Ikatan Mistikal di tahun 1957. Oleh sebab itu pada dikala sang Jenderal menguasai tampuk kepemerintahan Indonesia, Soedjono yaitu Keliru satu orang terdekat yang ditunjuk masuk dalam daftar staf kepresidenan dan sering diperintahkan untuk memantau politik negara setrik ghaib sampai jabatan tertingginya yakni ajun langsung Bidang Ekonomi dan Perdagangan. Dikatakan oleh beberapa orang bahwa Presiden Soeharto tampak menangis disaat pemakaman Soedjono. Sepeninggalnya guru spiritualnya tersebut, Presiden Soeharto beralih mempelajari dan mendalami Islam dan mulai meninggalkan aliran kebatinan Jawa.

Tangis Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie


Sosok Presiden ke-3 Republik Indonesia yakni H. BJ. Habibie merupakan presiden yang memerintah negara ini dengan waktu tersingkat yakni 1 tahun 5 bulan. Sebelum diangkat menjadi Presiden, BJ. Habibie menjabat sebagai Wapres mendampingi Presiden Soeharto yang kala itu sudah tiga dekade menduduki bangku nomor satu di Indonesia. Kala itu kondisi politik Indonesia sedang carut marut dan banyak sekali masyarakat yang mendesak semoga Presiden Soeharto turun tahta. Karena peristiwa inilah sempurna pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden kemudian menunjuk BJ. Habibie untuk menggantikan posisinya. Melalui kepemerintahan BJ. Habibie yang singkat, Indonesia berjuang membangkitkan kondisi ekonomi yang sedang terpuruk. Hingga pada tanggal 20 Oktober 1999 Presiden BJ. Habibie harus turun dari bangku presiden sehabis MPR menunjuk Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi presiden. BJ. Habibie dikenal sebagai Keliru satu ilmuwan besar dunia yang berasal dari Indonesia, bisa membuat pesawat canggih dan memiliki 46 hak paten bidang aeronautika di dunia. Akan tetapi dibalik segala kecerdasan dan kehebatannya, BJ. Habibie pernah mengalami situasi paling menyedihkan yakni dikala istri tercinta Ainun Habibie meninggal dunia mendahuluinya. Kisah romantisme dia berdua begitu dahsyat, kesetiaan Presiden BJ. Habibie dielu-elukan, dedikasi Ibu Ainun begitu banyak menginspirasi masyarakat sampai kisahnya diangkat menjadi sebuah film yang sukses di Indonesia.

Tangis KH. Abdurrahman Wahid


Lebih dikenal dengan sapaan Gus Dur, dia yaitu Presiden ke-4 Republik Indonesia dan merupakan Keliru satu tokoh besar dari Nahdlatul Ulama. Gus Dur dikenal sebagai seorang yang sangat menjunjung tinggi nilai toleransi meskipun tumbuh dan besar di kalangan para ulama agama Islam. Keliru satu kebijakannya yang dianggap sangat memperhatikan kaum minoritas Indonesia yaitu diakuinya keberadaan etnis Cina dan keputusan Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Nasional. Selain itu, Gus Dur juga dikenal sebagai langsung yang humoris dan sering menjawab pertanyaan-pertanyaan sensitif menjadi lebih sederhana melalui joke yang dia lontarkan. Meski demikian dibalik sosok dan pribadinya yang jenaka, Gus Dur pernah menangis kala mendatangi keluarga seseorang yang menjadi korban peristiwa penembakan oknum Tentara Nasional Indonesia di kawasan Desa Alas Tlogo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang sebelumnya terlibat bentrok dalam masalah pengadaan lahan. Dengan tak kuasa menahan air matanya, Gus Dur sempat berkata “Peluru yang dibeli dari uang rakyat kok dipakai untuk menembaki rakyat”. Gus Dur menunjukkan keadilan dan perilaku bijaknya dengan mengangkat masalah ini di meja pengadilan dan menuntut oknum-oknum Tentara Nasional Indonesia yang bersangutan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Tangis Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri


Presiden perempuan pertama di Indonesia yang tak lain juga merupakan Keliru satu anak perempuan dari Ir. Soekarno yakni Megawati Soekarnoputri yaitu presiden yang ditunjuk untuk menggantikan Gus Dur dan memerintah Indonesia semenjak tanggal 23 Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004. Presiden Megawati populer dengan sosoknya yang berkobar-kobar, cukup tegas dalam memimpin Indonesia dan cukup berani dalam mengambil sikap-sikap pada dikala Indonesia sedang mengalami suasana genting. Dibalik sifat serta sikapnya yang sering jadi panutan terutama bagi para perempuan Indonesia, ternyata ruang sensitifnya juga sama ibarat insan biasa. Megawati sering kedapatan berkaca-kaca, menangis dan terharu dalam beberapa peristiwa ibarat ketika pidato, kunjungan kawasan dan lain sebagainya. Keliru satunya yang menyentuh hati yaitu kala dia membuka Kongres IV PDI-P di Bali tahun 2015 lalu. Ibu Megawati terhanyut dalam haru sehabis membaca puisi berjudul “Aku Melihat Indonesia” ciptaan sang ayah Presiden pertama Ir. H. Soekarno. Mungkin kerinduan bakal sosok ayah dan kenangan usaha pendekar di masa kemudian membuat dia tak kuasa menahan air mata.

Tangis Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Purn.) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono


Presiden Indonesia yang pertama kali dipilih oleh rakyat yaitu Presiden SBY yang menjabat selama dua periode yakni pada tahun 2004 – 2009 di periode pertama dan periode kedua pada tahun 2009 – 2014. Sosok SBY yang penuh kewibawaan mengakibatkan rasa kondusif bagi masyarakat Indonesia. Selama dua periode kepemerintahannya, Indonesia banyak mengalami kemajuan dari banyak sekali aspek disamping banyak terjadi musibah musibah yang cukup membuat keadaan Indonesia berduka. Keliru satu peristiwa bersejarah dan cukup membuat terharu siapa saja yang menyaksikannya yaitu ketika Presiden SBY berpidato di Hari Kemerdekaan RI yang ke-69 tahun 2014 kemudian dan disertai isakan tangis. Momen tersebut dianggap bersejarah sebab sekaligus merupakan pidato terakhirnya sebagai Presiden RI yang bakal segera digantikan oleh presiden terpilih selanjutnya yakni Jokowi. Keliru satu kutipan isi pidato Presiden SBY dikala itu yaitu meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia selama dia memimpin Indonesia.

Tangis Joko Widodo


Saat ini Indonesia sedang dipimpin oleh sesosok laki-laki sederhana dari Jawa Tengah yang populer dengan agresi blusukannya di daerah-daerah warga dan sangat dekat dengan masyarakatnya. Mengawali karir politiknya sebagai Wali Kota Solo kemudian berlanjut menjadi Gubernur DKI Jakarta dan selanjutnya terpilih menjadi Presiden ke-7 RI menggantikan posisi SBY, Jokowi sapaan akrabnya tak pernah melepas perilaku sederhananya. Karena sosoknya yang sederhana dan santai inilah, hampir tak pernah terlihat Jokowi menangis. Namun siapa sangka, hati seorang Jokowi tersentuh tatkala bertemu dengan seorang perempuan yang tak lain yaitu tetangganya semasa kecil di perkampungan kecil yang akibatnya digusur tahun 1971. Jokowi menangis sebab merasa diingatkan kembali pada memori masa hidupnya yang serba kekurangan namun masih diberi kenikmatan oleh sang Pencipta. Bahkan perempuan berjulukan Ibu SutMakna tersebut mengungkapkan kebanggaannya kala itu melihat Jokowi yang berhasil menjadi Gubernur untuk ibukota negara Indonesia, DKI Jakarta.

Sahabatanehdidunia.com ternyata dibalik perilaku wibawa, tegas dan nasionalis para presiden Indonesia tersebut dia semua memiliki rasa dan hati layaknya insan biasa. Ada kondisi dimana mereka merasa sedih, terpukul, kecewa bahkan sedih yang membuat mereka tak kuasa menahan cucuran air matanya. Sebagai warga negara yang baik, dibalik segala putusan kontrkelewat / oversi yang pernah mereka buat tetaplah sepatutnya kita berterima kasih dan menghargai jasa-jasa besar mereka untuk membangun Indonesia kearah yang lebih maju.

sumber referensi:
http://efekgila.com/presiden-indonesia-pun-pernah-menangis/
http://politik.news.viva.co.id/news/read/695610-tiga-tangisan-bung-karno-yang-bersejarah
https://m.tempo.co/read/news/2013/03/31/078470279/ditinggal-guru-spiritual-soeharto-menangis
http://www.antaranews.com/print/64917/gus-dur-menangis-saat-baca-doa-di-alas-tlogo
http://politik.rmol.co/read/2014/10/18/176223/Kala-Itu-SBY-Betul-betul-Menangis...-
http://news.liputan6.com/read/826334/jokowi-menangis-saat-melihat-wanita-ini

Posting Komentar untuk "Kisah Dibalik Tangisan Presiden Indonesia"