Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manunggaling Kawulo Gusti

MANUNGGALING KAWULO GUSTI Dalam diri insan terdapat segumpal daging, Apabila segumpal daging itu rusak, Maka rusaklah seluruhnya, Segumpal daging itu berjulukan qolbu, Qolbu itu ati dalam bahasa Jawa, Gusti sering diartikan Bagusing Ati, Gusti berarti pula Qolbu, Qolbu yang menjadi cerminan, Khaliq dengan ciptaan-Nya, Qolbu yakni terminal, Ati itu jangka jangkahing jaman, Atau titik sentra kesadaran kehidupan, Ruang dan waktu dimana kita hidup, Kawulo yakni hamba, Gusti yakni bagusing ati, Bagusnya qolbu manusia, Dalam menghamba kepada Allah, Manusia menghamba itu kawulo, Dengan hati yang sanggup mencerminkan Allah, Maka manunggallah kawulo dan gusti, Apabila qolbu itu akrab dengan Allah, Sampai dekatnya dengan urat nadi leher, Maka hati hamba menjadi daerah bersemayamnya Allah, Kalau hati akrab dengan Allah, Fikiran damai dan mendengarkan bunyi hati, Perkataan difikirkan dulu, Tindakan diniyatkan dijalan Allah, Maka benar, Manunggaling Kawulo Gusti, Sehingga, Jumbuh Kawulo lan Gusti, Dalam ridlo-Nya, Ketidakbenaran Manunggaling Kawulo Gusti, Terletak pada kurang tepatnya persepsi dalam memahami, Akhirnya hal ini sanggup mengakibatkan kesesatan, Jadi, Manunggaling Kawulo Gusti tidak salah, Namun menyesatkan apabila tidak pas dalam memahaminya Seorang temanku pernah berkata, Seks itu tidak tabu, Seksi itu yakni fitrah manusia, Namun jika ada anak lima tahun yang bertanya ihwal seks, Akan mengakibatkan ambiguitas jawaban pemahaman perseptif anak lima tahun, Maka, orang bau tanah merahasiakan seks pada anak seusia itu, Pemahaman ihwal seks, Harus diberikan kepada orang yang sudah layak untuk memahaminya, Begitu pula Manunggaling Kawulo Gusti bukanlah fatwa yang diberikan pada orang kebanyakan, Yang belum layak, Alias masih dalam usia 5 tahun dalam spiritual…. Manunggaling Kawulo Gusti, Bukan berarti engkau jadi Fir’aun, Karena Fir’aun pun mengaku saya menjadi Tuhan, Padahal Manunggaling Kawulo Gusti bukanlah mengaku-aku Tuhan, Justru sebaliknya menghamba kepada Tuhan, Sehingga semua tindakan mencerminkan sifat dan asma Tuhan. Engkau hanya sanggup mencerminkan sifat dan asma Tuhan, Justru saat engkau melaksanakan sebaliknya, Dimana qolbu, hati, ati atau manah, Menjadi cerminan Sifat Tuhan, Pemahaman Manunggaling Kawulo Gusti bukan berarti tidak bekerja, Karena bekerja merupakan syarat hidup, Dengan bekerja kita merasa membutuhkan Tuhan dalam berkarya, Bukan sebaliknya…. Apabila Manunggaling Kawulo Gusti ini justru mendatangkan kesalahan persepi, Dan kesesatan jawaban kesalahan persepsi, Mending dihentikan saja ajarannya berkembang di masyarakat, Sebagaimana dilarangnya gambar porno di masyarakat, Seks-nya itu sendiri tidak dilarang, Namun penyimpangan yang diakibatkan pemahaman yang tidak pada tempatnya-lah yang mengakibatkan kerusakan, Now, pertanyaan terakhir, Apakah Manunggaling Kawulo Gusti itu sesat ? Silahkan jawab sendiri.

Posting Komentar untuk "Manunggaling Kawulo Gusti"