Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Macam-Macam Puasa Dalam Budaya Spiritual Jawa


1. Mutih
Dalam puasa mutih ini seseorang tidak boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tidak boleh ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam dll.) jadi betul-betul hanya nasi putih dan air putih saja. Sebelum melaksanakan puasa mutih ini, biasanya seorang pelaku puasa harus mandi keramas dulu sebelumnya dan membaca mantra ini : “niat ingsun mutih, mutihaken awak kang reged, putih kaya bocah mentas lahir dipun ijabahi gusti allah.” (Saya berniat Mutih, mensucikan tubuh yang kotor, putih suci ibarat bayi yang gres lahir atas perkenan Allah). Dalam Kejawen ritual ini ada 2 jenis,
MUTIH: boleh makan dan minum kapan saja, asal yang dimakan dan diminum nasi putih dan air putih tawar.
PUASA MUTIH : Siang hari tidak boleh makan-minum, layaknya ibarat puasa biasa, Buka dan sahur hanya dengan nasi putih dan air putih tawar.
PUASA MUTIH NGEPEL : Sama ibarat Puasa Mutih diatas, cuma banyaknya nasi untuk Buka dan Sahur cuma 1 kepal dan 1 gelas air putih tawar.

2. Ngeruh
Dalam melakoni puasa ini seseorang hanya boleh memakan sayuran atau buah-buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur, terasi dan sebagainya.

3. Ngebleng
Puasa Ngebleng ialah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa Ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/kamar, atau melaksanakan aktifitas seksual. Waktu tidur-pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang melaksanakan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam (24 jam). Pada ketika menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu atau cahayapun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dalam melakoni puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.

4. Pati geni
Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaannya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dst. Jika seseorang yang melaksanakan puasa Patigeni ingin buang air maka, harus dilakukan didalam kamar (dengan menggunakan pispot atau yang lainnya). Ini ialah mantra puasa patigeni : “niat ingsun patigeni, amateni hawa panas ing tubuh ingsun, amateni genine napsu angkara marah krana Allah taala”. (Saya berniat Patigeni, memadamkan hawa panas (nafsu) di tubuh saya, matikan api (hawa) nafsu angkara murka, Karena Allah Yang Maha Esa).


5. Ngelowong
Seseorang yang melakoni puasa Ngelowong dihentikan makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja (dalam 24 jam). Diperbolehkan keluar rumah.

6. Ngrowot
Puasa ini ialah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh hingga maghrib. Saat sahur seseorang yang melaksanakan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu saja! Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, contohnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini diperbolehkan untuk tidur.

7. Nganyep
Puasa ini ialah puasa yang hanya memperbolehkan memakan yang tidak ada rasanya. Hampir sama dengan Mutih, perbedaanya makanannya lebih bermacam-macam asal dengan ketentuan tidak memiliki rasa.

8. Ngidang
Hanya diperbolehkan memakan dedaunan saja, dan air putih saja. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.

9. Ngepel
Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan hingga dua atau tiga kepal nasi sehari.

10. Ngasrep
Hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja sehari.

11. Senin-kamis
Puasa ini dilakukan hanya pada hari Senin dan Kamis saja ibarat namanya. Puasa ini identik dengan agama Islam. Karena memang Rasulullah SAW menganjurkannya.

12. Wungon
Puasa ini ialah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.

13. Tapa Jejeg
Tidak duduk selama 12 jam

14. Lelono
Melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam 12 malam hingga jam 3 subuh (waktu ini dipergunakan sebagai waktu instropeksi diri).

15. Kungkum
Ritual berendam didalam air, ibarat sungai, pertemuan 2 sungai, mata air, sendang, telaga dan sebagainya selama waktu tertentu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan Tatacara Tapa Kungkum ialah sebagai beikut :
Memilih kawasan yang baik, arus tidak terlalu deras dan tidak terlalu banyak lumpur didasar sungai.
Lingkungan harus sepi, usahakan tidak ada seorang manusiapun disana
Sebelum melaksanakan Kungkum, disarankan untuk melaksanakan ritual pencucian (mandi dulu). Ini dilakukan kalau ritual kungkum untuk wejangan ilmu.
Dilaksanakan pada malam hari, mulai jam 10, 12 malam atau jam 3 dini hari. Lama sesuai kebutuhan 30 menit, 1 jam hingga 3 jam.
Pada ketika akan masuk air baca mantra ini : “ Putih-putih mripatku Sayidina Kilir, Ireng-ireng mripatku Sunan Kali Jaga, Telenging mripatku Kanjeng Nabi Muhammad.”
Masuk kedalam air dengan tanpa pakaian selembarpun dengan posisi bersila (duduk) didalam air dengan kedalaman air setinggi leher atau pundak.
Menghadap melawan arus air.
Pada ketika masuk air, mata harus tertutup dan tangan disilangkan di dada.
Mulai Meditasi, Nafas teratur, konsentrasi fikiran dan hayati.
Tidak boleh tertidur selama Kungkum.
Tidak boleh banyak bergerak yang tidak perlu.
Kungkum dilakukan selama 3 atau 7 malam berturut-turut.

16. Ngalong
Tapa ini dilakukan dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas (sungsang). Pada tahap tertentu tapa ini dilakukan dengan kaki yang menggantung di dahan pohon dan posisi kepala di bawah (seperti kalong/kelelawar). Pada ketika menggantung dihentikan banyak bergerak. Secara fisik bagi yang melakoni tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya puasa ini dibarengi dengan puasa Ngrowot.

17. Ngeluwang
Tapa Ngeluwang ialah tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau kawasan yang sangat sepi. Tapa Ngeluwang ialah tapa paling angker bagi orang-orang awam dan membutuhkan keberanian yang sangat besar. Tapa Ngeluwang disebut-sebut sebagai cara untuk mendapat daya penglihatan mistik dan menghilangkan sesuatu. Setelah seseorang tanggapan dari tapa ini, biasanya keluar dari kubur maka akan melihat hal-hal yang mengerikan (seperti arwah gentayangan, jin dan lain sebagainya). Sebelum masuk kekubur, disarankan baca mantra ini :
“ Niat ingsun Ngeluwang, anutupi tubuh kang bolong siro mara siro mati, kang ganggu marang jiwa ingsun, lebur kaya dene banyu krana Allah Ta’ala.” (Saya berniat Ngeluwang, menutupi tubuh yang berlubang (9), siapapun yang datang, mati! yang mengganggu jiwaku akan melebur ibarat Air! Karena Allah Yang Maha Esa).


Posting Komentar untuk "Macam-Macam Puasa Dalam Budaya Spiritual Jawa"