Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yang Diridhoi Dan Yang Dimurkai Allah

Dr. H Ali Mudhofir, M.Ag


Hidup kita di dunia ini ada kemiripan dengan produk yang diciptakan oleh insan sendiri. Banyak produk teknologi yang ada di depan kita, contohnya : kompor gas, sterika, kulkas, mesin basuh dll. Semua produk itu oleh pabriknya mesti disertakan manual cara memakai produk tersebut. Tujuannya yaitu semoga produk itu baka dipakai dan tidak membahayakan penggunanya. Jika kita menginginkan produk yang kita miliki baka dan tidak membahayakan, maka patuhilah, bagaimana cara memakai dengan benar sesuai manualnya. 

Allah SWT menciptakan produk yang berjulukan manusia, sebagai khalifah (QS Al Baqarah :30). Yang maknanya : Ingatlah dikala Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya saya hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan menciptakan kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya saya mengetahui apa yang tidak kau ketahui." 

Allah mengikrarkan dan disaksikan oleh malaikat, bahwa kiprah insan di bumi ini yaitu sebagai khalifah. Para andal tafsir menafsirkan khalifah ini majemuk wacana apa khalifah itu dan apa fungsi dan misinya. Namun, semuanya setuju bahwa di antara fungsi dan misi khalifah insan itu yaitu untuk memakmurkan bumi, dan melestarikan kehidupan sebagai wakil Allah di muka bumi. 

Setelah insan tercipta, maka Allah juga memberi manual, cara bagaimana semoga insan di bumi ini awet, lestari, senang di dunia sampai akhirat. Apa yang Allah telah gariskan dalam wahyu Al-Qur’an, dan Hadis Nabi Muhammad SAW. berisi dua hal saja. Hal yang diridhohi dan yang dimurkai Allah. Dalam bidang aqidah, yang diridhohi Allah yaitu tauhid (mengesakan Allah), semoga insan tidak salah jalan, tidak salah pilih, tidak tersesat dalam hidupnya. Dan yang dimurkai Allah yaitu menyekutukanNya. (QS Al Bayinah : 5). Maknanya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. Dan dalam surah Al Isra’ :22 yang maknanya : Janganlah kau adakan Tuhan yang lain di samping Allah, semoga kau tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). 

Dalam bidang syariah, yang diridhoi Allah yaitu hal-hal yang diwajibkan dan yang disunnahkan untuk kita sekalian. Dalam aturan Islam ada 5 macam (wajib, Sunnah, haram, makruh, mubah). Yang diridhoi Allah yaitu yang wajib dan sunnah, sedang yang dimurkai yaitu yang haram dan makruh. Yang mubah diserahkan kepada produk insan itu sendiri. Namun yang mubah ini kalau melampaui batas juga sanggup menjadi haram. Misalnya makan hukumnya yaitu mubah, tetapi dikala makan berlebihan, menjadikan madhorot, maka menjadi haram. Jika tidak makan akan mengakibatkan kematian, maka menjadi wajib hukumnya. 

Dalam bidang akhlak. Yang diridhai Allah yaitu semua akhlaqul mahmudah (terpuji), dan yang dimurkai Allah yaitu semua akhlakul madzmumah (tercela). 

Mengapa ada yang diridhoi dan ada yang dimurkai? Apakah untuk kepentingan Allah? Atau kepentingan siapa? Dan ternyata, ada yang dimurkai dan diridhoi Allah itu yaitu untuk kepentingan makhluk insan itu sendiri. Sama sekali bukan untuk kepentingan Allah SWT. Bahkan dalam sebuah hadist diterangkan, bahwa Allah tidak menjadi Agung sebab disembah oleh manusia. Dan Allah tidak menjadi kurang Agung, sebab tidak disembah oleh manusia.jadi, semua yang diridhoi dan dimurkai Allah yaitu demi kemaslahatan umat insan sendiri. Misalnya, kalau ada goresan pena di sebuah diding, awas jangan disentuh. Tentu orang yang menulis ini memiliki tujuan, mungkin sebab dinding masih lembap sebab gres dicat, sehingga kalau kita menyentuh akan kotor terkena cat. Atau di dinding itu, jaringan listriknya sedang eror, sehingga kalau kita menyentuhnya, akan tersengat pedoman listrik itu. Atau alasan yang lain, yang seharusnya kita husnudz dzan bahwa di balik larangan-larangan itu, ada pesan yang tersirat dan tujuan yang menyertainya. Ketika seseorang melanggar larangan, menerjang yang dimurkai Allah, maka cepat atau lambat, bala’ akan datang. Banjir yang melanda, niscaya ada unsur ikutcampurnya tangan manusia, sehingga terjadi banjir itu. Ketika Allah berfirman (QS Al A’rof : 56) : Maknanya : Dan janganlah kau menciptakan kerusakan di muka bumi, sehabis (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan impian (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat akrab kepada orang-orang yang berbuat baik. 

Allah tidak perlu menjelaskan, kalau kau menciptakan kerusakan di bumi, akan menjadikan banjir, tanah longsor dlsb. Tetapi dikala tangan-tangan jahil melaksanakan pembalakan liar, penebangan sembarangan, sehingga hutan menjadi gundul, batu-batu habis dibongkar tanpa perhitungan, maka terjadilah tanah longsor, banjir bandang. 

Ketika Allah melarang berzina, (QS Al Isra : 32) Maknanya : Dan janganlah kau mendekati zina; Sesungguhnya zina itu yaitu suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. 

Jadi sini tidak usah bertanya mengapa tidak boleh berzina, sebab di balik itu, kalau orang menerjang itu, akan menimbulkan banyak mara bahaya, termasuk penyakit yang belum ada obatnya. Allah tidak perlu menjelaskan mengapa tidak boleh perzinaan itu. dan begitu seterusnya. Di balik yang dimurkai Allah, pastilah ada manfaat yang mengiringinya. 

Bagaimana akhir mengikuti yang diperintah Allah? Pastilah kita akan menerima tanggapan yang setimpal dari Allah SWT. Mudah-mudahan kita selalu mengikuti yang diridhoiNya, dan selalu sanggup menjauhi yang murkaiNya. 


Posting Komentar untuk "Yang Diridhoi Dan Yang Dimurkai Allah"