Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Problematika Umat

Drs Abdurrahman Aziz, MSi

Sepuluh tahun terakhir ini, banyak kita jumpai, kita rasakan, kita saksikan, problematika umat yang sangat luas dan menyeluruh. Barangkali perlu aku sampaikan bukti-bukti yang bisa kita saksikan mulai pagi hingga malam. Misalnya, kasus pemerkosaan, perselingkuhan, korupsi yang merajalela, tawuran antar pelajar, antar warga, antar penerima pemilukada, preman, ada HIV AIDS, dan masih banyak lagi. Kalau kita perhatikan satu persatu, rasanya sangat ngeri. Sudah begitu parahkan moral bangsa kita ini? 

Begitu parahnya, hingga ada orang yang menyatakan, bahwa kerusakan moral yang meluas menyerupai ini, yaitu merupakan gejala selesai zaman, sehingga hendaknya kita pasrah saja, alasannya yaitu memang sudah dikehendaki begini. Tetapi, ada juga yang menyatakan bukan hanya sekedar gejala akhir, tetapi kejadian-demi insiden menyerupai itu memang alasannya yaitu ulah insan sendiri yang tidak bisa mengendalikan nafsu. 

Kalau kejadian-kejadian itu kita sandarkan perilaku kita untuk mendapatkan begitu saja alasannya yaitu sudah merupakan gejala hari akhir, maka kita tidak akan ada perjuangan, tidak ada usaha untuk melenyapkannya, paling tidak mengurangi dekadensi moral yang telah merajalela ini. Untuk itu, kita sebagai seorang muslim, diajarkan untuk selalu berusaha untuk menghilangkan kemungkaran di atas bumi ini semampunya. (QS Ali Imron : 104). 

Amar ma;ruf nahi mungkar ini memang berat di tengah-tengah masyarakat yang beragam ini, namun Allah menjanjikan kepada yang istiqamah menegakkannya meraka akan dijamin menjadi orang yang beruntung. 

Oleh alasannya yaitu itu, para ulama bersama dengan ormas-ormas Islam, selalu berusaha untuk menganggulangi aneka macam macam kemrosotan moral ini. Kalau kita teliti dengan seksama, kemrosotan moral ini tidak bangun sendiri, terapi merupakan imbas globalisasi. Sehingga, kebiasaan yang tidak baik yang dipraktekkan di luar negeri yang tidak sesuai dengan fatwa Islam,tidak sesuai dengan moral dan budaya Indonesia, masuk dengan simpel ke negeri kita ini. Maka, para ulama bersama dengan ormas Islam lainnya berusaha untuk mencegah semaksimal mungkin bangsa kita teracuni oleh moral yang jelek ini. 

Barangkali kita masih ingat, pada tahun 2010, Indonesia akan menjadi daerah untuk diadakannya konferensi Lesbian dan Homoseksual yang ke 4. Konferensi pertama diadakan di India pada tahung 2002, kedua diadakan di Philipina, pada tahun 2005, ketiga di Thailand pada tahun 2008, dan pada tahun 2010 rencananya akan diadakan di Indonesia. Dia menentukan daerah yang dianggap paling banyak gay dan lesbinya, walaupun masyarakatnya 96,7% muslim. Kemudian para ulama beserta ormas Islam bergerak untuk menuntut kepada pemerintah biar planning ini digagalkan. Alhamdulillah program ini bisa digagalkan. 

Pada tahun 2012, Indonesia dihebohkan lagi dengan kedatangan Lady Gaga. Dia yaitu seorang penyanyi yang populer seronok, erotic, buka-bukaan aurat dan lirik lagunya dinilai banyak yang menghina agama, serta menurunkan martabat kemanusiaan. Rencana konser ini akan diadakan di Jakarta. Penolakan atas digelarnya konser ini pun terus bergulir, padahal tiket sudah terjual habis. Dan konserpun gagal digelar. 

Kemudian 15 bulan sesudah itu. Yakni tahun 2013 tahun ini, Indonesia dihebohkan lagi dengan digelarnya miss world 2013. Majelis Ulama’ bersama dengan aneka macam ormas Islam, sudah banyak melaksanakan agresi untuk melaksanakan penolakan terhadap digelarnya Miss World ini, alasannya yaitu merusak moral, dan menjatuhkan martabat bangsa Indonesia, serta bertentangan dengan undang-undang pornografi dan pornoaksi. Sebelum mereka kontes, sudah tersebar gambar-gambar porno melalui situs internet. Itulah, kemudian kita menolaknya, tetapi upaya ini gagal, alasannya yaitu kontes tetap digelar. 

Tokoh NU, KH Hasyim Muzadi, pada ketika akan digelarnya konser Lady Gaga, menyatakan bahwa, Lady Gaga tidak seharusnya konser di Indonesia, alasannya yaitu akan merusak norma-norma bangsa, kalau ada yang mendukung, dengan alasan itu akan melanggar HAM, tidaklah tepat, alasannya yaitu HAM dihentikan dijadikan monster untuk merusak budaya dan nilai-nilai moral bangsa, untuk itu jangan diteruskan kehebohan-kehebohan menyerupai ini. Namun, rupanya pesan moral ini tidak didengar, buktinya Mss World tetap saja berlangsung. Tetapi, kita tetap masih berharap kepada pemerintah untuk tetap memperhatikan kemulyaan moral bangsa ini. 

Kita sebagai umat Islam, memiliki kewajiban untuk terus menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT, sebagaimana yang tertuang dalam surah Ali Imron ayat 104. Sebagai bentuk upaya membentengi keluarga dan masyarakat kita dari imbas watak yang buruk, MUI dalam Raker Wilayah IV ( Jawa Timur, Bali, MTB, dan NTT) mengkampanyekan “Maghrib Mengaji” di seluruh wilayah ini. Artinya, setiap waktu maghrib hingga ‘isya’ harus memperhatikan diri sendiri dan keluarganya. Tidak menyalakan TV, tidak keluar rumah, tetapi mengaji, berguru atau berkumpul dan berdiskusi dengan keluarganya. Semoga dengan upaya-upaya ini keluarga kita terbentengi aqidahnya, dan terbentuklah akhlaqul karimah. 


Posting Komentar untuk "Problematika Umat"