Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Insiden Paling Absurd Dan Mengerikan Ketika Pelaksanaan Eksekusi Mati

Hukuman mati merupakan sanksi terberat yang sanggup di jatuhkan pada seorang manusia. Karena itu sanksi mati biasanya hanya akan diberikan pada para kriminal dengan tingkat kejahatan yang sangat berat. Hukuman mati hanya akan diberlakukan bagi mereka yang sudah dianggap tak layak lagi untuk diberi kesempatan untuk menebus dosa dengan sanksi kurungan penjara. Hukuman mati juga sudah menjadi bab sejarah insan yang sudah ada semenjak jaman dulu dan di jalankan hampir di semua cuilan dunia. Namun seiring dengan berjalanya waktu dan kemajuan zaman yang ada, sanksi mati sudah tak di jalankan lagi di banyak sekali negara dengan alasan kemanusiaan. Hanya ada beberapa negara saja yang masih memberlakukan sanksi mati, salah satunya Indonesia dan Amerika. Pelaksanaan sanksi mati di kurun modern ketika ini juga sudah sangat berbeda dengan zaman dulu dan sebisa mungkin membuat orang yang di menjalani sanksi mati tak begitu mencicipi penderitaan menjelang kematian menjemputnya. Tapi namanya insan terkadang masih sanggup melaksanakan kesalahan, termasuk diantaranya ketika pelaksanaan sanksi mati yang berakibat pada terjadinya kejadian mengerikan yang justru membuat para terdakwa mencicipi kesakitan ketika di eksekusi. Beberapa kejadian mengerikan dan asing ketika pelaksanaan sanksi mati inilah yang akan anehdidunia.com bagi kisahnya kali ini dalam, Insiden Paling Aneh Dan Mengerikan Saat Pelaksanaan Hukuman Mati, versi anehdidunia.com


Tembakan yang Meleset



Pada tahun 1879, seorang laki-laki asal Utah, Amerika, bernama Wallace Wilkerson, harus menghadapi kematian yang menyakitkan jawaban sanksi mati terhadap dirinya berujung bencana mengerikan. Wallace yang merupakan seorang pialang saham dijatuhi sanksi mati sehabis ia terbukti bersalah atas pembunuhan seorang laki-laki berjulukan William Baxter. Meski terus mengaku tak bersalah hingga hari dimana ia di eksekusi, Wallace jadinya mengalah dan menentukan untuk menghadapi ajalnya di depan regu penembak ampuh. Wallace yang sebetulnya mempunyai tiga pilihan sanksi yaitu dengan di gantung, dipenggal atau di tembak mati. Akhirnya ia menentukan untuk untuk ditembak mati alasannya ialah menganggap sanksi mati ialah yang paling tak menyakitkan. Sayangnya pilihan Wallace ini justru salah besat alasannya ialah ia justru harus mengalami penderitaan yang cukup usang jawaban kesalahan ketika proses eksekusi. Pada hari sanksi Wallace yang menolak untuk ditutup matanya, didudukan di sebuah dingklik di halaman penjara yang hanya berjarak sekitar 10 meter dengan regu penembak ampuh yang tengah bersiap mengeksekusinya. Setelah semuanya siap, sepotong kain putih kemudian disematkan di dada Wallace, sempurna di atas jantungnya sebagai sasaran tembak bagi para aljogo. Tapi justru disinilah awal malapetaka terjadi, alasannya ialah sempurna sesaat sebelum di tembak, Wallace justru meronta dan mulai berteriak. Saat itulah kain yang disematkan di kemejanya terlepas. Di ketika yang bersamaan regu tembak telah melepaskan tembakan yang jadinya menembus dada Wallace. Sayangnya tembakan ini tak mengenai sasaran hingga jadinya Wallace mengalami pendarahan yang jago dan gres meninggal 27 menit kemudian. Berita kegagalan Eksekusi Wallace ini eksklusif membuat heboh kota Utah ketika itu, alasannya ialah merupakan sanksi mati yang pertama kali gagal.


Dua Kali Hukuman Mati



Harus menghadapi kenyataan untuk di sanksi mati saja sebetulnya sudah merupakan teror yang mengerikan untuk seseorang. Apalagi kalau harus menghadapi sanksi mati hingga dua kali, rasanya niscaya amat mengerikan. Namun hal inilah yang harus dihadapi oleh seorang laki-laki berjulukan Willie Francis. Willie yang dijatuhi sanksi mati pada tahun 1944, jawaban dituduh membunuh seorang apoteker berjulukan Andrew Thomas di St. Martinville, Louisiana. Harus menghadapi kenyataan pahit ketika sanksi mati pertamanya pada 3 Mei 1946 di atas dingklik listrik gagal dan harus di ulang. Dua orang yang bertugas untuk menyiapkan dingklik listrik, Kapten Ephie Foster dan seorang narapidana yang juga seorang tukang listrik, Vincent Venezia, ternyata mabuk ketika mempersiapkan dingklik listrik tersebut hingga salah memasang saklar. Alhasil ketika sanksi Willie Francis dijalankan dingklik listrik yang di beri nama "Gruesome Gertie" itu tak mempunyai daya yang cukup dan membuat Willie hanya tersetrum dan terus menggelinjang. Petugas yang kemudian menyadari ada yang tak beres, sehabis lamanya proses sanksi berlangsnung jadinya melepaskan Willie dari dingklik listrik dan membawanya ke dokter untuk diperiksa. Sayangnya meski terjadi kesalahan sanksi mati terhadap Willie tetap tak dibatalkan dan ia harus mengulanginya. Mendengar kabar perihal kejadian ini seorang pengatrik muda berjulukan Bertrand DeBlanc, tetapkan untuk mengangkat perkara Willie alasannya ialah menganggapnya sebagai ketidakadilan. Namun usaha Bertrand dan tim pengatriknya untuk meminta penghapusan sanksi mati ini gagal dan Willie Francis harus kembali menghadapi sanksi mati di atas dingklik listrik pada 9 Mei 1947 yang jadinya mengkahiri hidup Willie Francis.


Di Suntik Bahan Pengawet



Suntik Mati, merupakan metode sanksi mati yang paling umum dilakukan di Amerika Serikat ketika ini. Metode ini dianggap paling ramah dan tak menunjukkan penderitaan yang berkepanjangan pada terdakwa. Suntik Mati biasanya dilakukan dengan menggunakan kalium klorida yang dimasukan kedalam pembuluh darah untuk menghentikan detak jatung. Dengan berhentinya jatung maka orang akan kehilangan kesadaranya, sebelum jadinya mati dalam hitungan beberapa menit. Hal inilah yang awalnya kan dihadapi oleh seorang narapidana atas perkara pembunuhan dan pelecehan seksual anak berjulukan Charles Frederick Warner. Sayangnya sanksi mati yang dilakukan pada tahun 2015 yang kemudian tersebut, justru menjadi malapetaka ketika salah seorang petugas dari "Oklahoma Corrections Department" yang ditugaskan untuk mengeksekusi dirinya salah menggunakan obat. Bukanya menggunakan kalium klorida, petugas tersebut justru menggunakan potasium asetat, sebuah zat kimia yang biasa di gunakan untuk mengawetkan mayat. Kesalahan dalam proses sanksi ini, terungkap sehabis dilakukan otopsi terhadap mayit Charles oleh tubuh pemeriksaan Oklahoma. Menurut keterangan salah seorang wartawan yang menjadi saksi sanksi tersebut, Charles tak mengalami kejang ibarat napi lain. Charles justru mengeluah tubuhnya terasa panas dan terbakar. Proses inipun berlangsung cukup lama, alasannya ialah Charles gres mati 18 menit kemudian sehabis merasa tubuhnya seolah terbakar.


Nadi Meletus



Clayton Darrell Lockett, seorang terpidana mati asal Oklahoma, Amerika, harus mengalami kematian yang menyakitkan ketika sanksi matinya yang dilaksanakan pada tahun 2014 yang kemudian harus berakhir dengan kecelakaan fatal. Saat itu Clayton yang merupakan tersangka pembunuhan berencana terhadap seorang gadis berusia 19 tahun berjulukan Stephanie Neiman, mengalami kejadian yang mengerikan ketikaun suntikan IV yang berisi 3 ramuan mematikan yang dimasukan lewat arteri di selangkanganya justru membuat urat nadi Clayton meletus. Setelah urat nadinya meletus Clayton langsnung mengerang kesakitan dan mengalami pendarahan yang parah selama sekitar 15 menit. Akibat kejadian ini sanksi mati terhadap Clayton, terpaksa harus dilarang untuk menghentikan pendarahan yang terjadi. Sayangnya meski telah ditangani oleh tim medis, 43 menit kemudian Clayton jadinya mati, sehabis mengalami serangan jantung parah jawaban pendarahan serta zat beracun yang terlanjur masuk ketubuhnya. Insiden yang dialami Clayton ini juga membuat planning sanksi terhadap seorang terpidana mati lain yang di jadwalkan pada malam harinya terpaksa di batalkan dengan alasan keamanan. Apa yang terjadi pada Clayton ini bahkan juga menerima perhatian dari Presiden Obama kala itu yang mempertanyakan keamanan dari metode suntik mati yang sering kali gagal, Obama bahkan juga memerintahkan pihak yang berwenang untuk menilik perkara ini. Namun sayangnya perilaku Obama ini justru memancing reaksi negatif dari keluarga korban Stephanie Neiman, yang menganggap apa yang terjadi terhadap Clayton tak lebh jelek dari apa yang telah ia lakukan pada para korbanya.


Kepala Putus Saat Hukuman Gantung



Eva Dugan seorang penari kabaret kelahiran tahun 1878, telah berhasil memasukan namanya dalam buku sejarah negara bab Arizona, Amerika pada tahun 1930. Sayangnya Eva masuk dalam catatan sejarah bukan alasannya ialah prestasinya melainkan alasannya ialah ia ialah perempuan pertama sekaligus terakhir yang menjalani sanksi gantung. Wanita yang meninggal pada usia ke 52 tahun ini didakwa atas tuduhan pembunuhan terhadap seorang peternak ayam berjulukan J.Mantis dengan menggunakan sebuah kapak. Eva sebetulnya menolak semua tuduhan ini dan menyatakan jikalau seorang dewasa berjulukan Jack, merupakan pembunuh yang sebenarnya. Sayangnya dewasa berjulukan Jack ini tak pernah ditemukan hingga meski dengan bukti yang minim Eva jadinya tetap di vonis bersalah dan dijatuhi sanksi mati dengan trik digantung. Mendapati putusan ini Eva yang nampaknya telah frustasi jadinya pasrah dan mendapatkan nasibnya. Hingga pada masa sanksi mati telah tiba, ia bahkan terlihat dengan hening melangkah ke tiang gantungan. Saat akan di sanksi ia bahkan meminta pada pengawal yang menjaganya untuk tak memegang tanganya terlalu kuat, agar orang tak berfikir ia takut menjalani sanksi ini. Saat inilah sebuah kejadian mengerikan terjadi, alasannya ialah sehabis tali gantung yang ada di lehernya di ketatkan dan lantai kayu di bawahnya terbuka, tubuh Eva tersentak cukup berpengaruh hingga kepalanya terlepas dan bergulir ke hadapan para saksi yang hadir sedangkan tubuhnya eksklusif jatuh ketanah. Melihat kejadian mengerikan ini para saksi yang ada sangat terkejut dan kejadian inipun segera membuat seluru kota heboh. Apa yang terjadi pada Eva ini sendiri kemudian membuat pemerintah Arizona menghapuskan sanksi mati dengan trik di gantung dan menggantikanya dengan kamar gas.


Sahabat anehdidunia.com, itulah kejadian paling asing dan mengerikan yang pernah terjadi ketika pelaksanaan sanksi mati. Kebanyakan orang mungkin berfikir apa yang terjadi pada para terpidana sanksi mati ini sudah sewajarnya terjadi mengingat dosa yang mereka lakukan. Namun atas dasar apapun anggapan ibarat ini sebetulnya salah, alasannya ialah meski para terpidana ini telah melaksanakan dosa yang begitu besar, Hukuman mati terhadap mereka tetap haruslah semanusiawi mungkin. Karena sejatinya sanksi mati bukanlah ajang balas dendam melainkan, upaya untuk menegakan keadilan baik itu untuk para korban maupun tersangka.
Referensi:

http://www.oddee.com/item_100022.aspx

https://en.wikipedia.org/wiki/

Posting Komentar untuk "Insiden Paling Absurd Dan Mengerikan Ketika Pelaksanaan Eksekusi Mati"