Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dekatnya Tuhan


Tuhan sangat akrab bahkan lebih akrab dari rasa dekat. Demikian salah satu petuah bijak dari langit. Kedekatan rasa dengan Tuhan ini bisa dicapai manakala kita berjalan mentaati anjuranNya; berbuat baik, membantu yang membutuhkan, memberi manfaat pada dunia dan tidak merusak tatanan dan aturan alam semesta.

Rasa yang akrab dengan Tuhan, itulah yang sebetulnya dicari dalam setiap pergerakan makhluk hidup, termasuk manusia. Beruntunglah kita, insan biasa yang mempunyai otak untuk berpikir perihal hakekat kedekatan ini. Makluk hidup yang lain tidak bisa melongok apa arti dan hakekat kedekatan dengan Tuhan. Bagi mereka, kedekatan sama artinya dengan hidup itu sendiri. Itu sebabnya, mereka tidak mengenal nirwana atau neraka dan tidak perlu diadili di akhirat.

Manusia? Ya terperinci harus akrab dengan Tuhan. Apabila tidak, maka bersiaplah untuk terlempar ke dalam dunia yang tanpa petunjuk. Hidup yang tanpa arah dan tujuan yang terperinci dunia dan akhirat, yaitu sebuah kehidupan yang getir, pahit dan meranggas. Namun ada pula insan yang beranggapan bahwa mendekati Tuhan sama artinya dengan menjauhi kebebasan. Kebebasan, kata mereka, yaitu sebuah situasi dimana insan bisa berkreasi mengukir hidupnya tanpa harus dibatasi oleh petunjuk dan aturan Tuhan. Sayangnya, ini akan menciptakan insan terjebak dalam dogmatisme yang kaku dan buta, yang tentu saja jauh dari garis edar Tuhan.

Sayangnya, kelompok insan yang menyerupai ini kurang lanjut dan panjang dalam memaknai kebebasan. Kebebasan yang sejati sebetulnya yaitu sebuah ketaatan untuk berjuang menegakkan aturan dan garis Tuhan di alam semesta. Kebebasan yang mutlak bisa dicapai jika kita berjalan di jalan yang awet dan mutlak pula. Bila kita masih mengandalkan tapak kaki di jalan yang sementara-sementara, di terminal-terminal spiritual yang tidak hingga ke hakekat kebebasan sejati, maka kita harus bersiap untuk memasuki hidup yang gelap dan bengis.

Manusia yang akrab dengan Tuhan berarti mereka sadar bahwa hidup yaitu perjalanan menuju keabadian. Boleh disebut, hidup di dunia ini hanya satu titik dari garis panjang perjalanan hidup menempuh satu planet ke planet yang jauhnya tidak bisa diukur. Berapa panjang hidup insan sesungguhnya? Tidak ada yang mengerti kecuali Tuhan yang serba mengetahui semua rahasia.

Dekatnya kita dengan Tuhan bukanlah kedekatan yang bisa diukur dengan memakai penggaris. Kedekatan itu bukanlah diukur dengan satuan ukuran fisika, mili, centi, meter, kilometer dan seterusnya. Kedekatan yaitu sebuah penghayatan bahwa kita ini sedang bercengkrama, selalu berkomunikasi di setiap detak jantung dan berada di “pelukan” Tuhan. Rasanya? Setiap individu akan mengalami rasa yang berbeda-beda jika akrab dengan Tuhan. Lidah kita akan menyampaikan bagus dikala mencicipi permen, namun sensasi selanjutnya dari manisnya permen tentu berbeda-beda pula komentarnya.

Bagaimana cara jika ingin akrab dengan Tuhan? Tidak ada hal yang lebih gampang untuk mendekati Tuhan. Lebih gampang dari membalik telapak tangan kita. Sebab kedekatanNya tiada berjarak dengan pengetahuan kita. Di tingkat syariat: kedekatan itu masih perlu dipikirkan. Di tingkat hakekat: kedekatan masih perlu didzikirkan. Di tingkat makrifat: kedekatan hanyalah dialami dan tidak perlu dipikirkan dan didzikirkan lagi. Aku yaitu Aku!


Posting Komentar untuk "Dekatnya Tuhan"