Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesan Pesan “Langit” Untuk Semesta


Assalamualaikum sedulurku semua…
Sebelum membaca larik-larik kalimat di bawah ini, marilah kita sisihkan terlebih dulu perbendaharaan pengetahuan yang sudah kita miliki sebelumnya. kita singkirkan dulu kitab-kitab yang sudah pernah kita baca. kita singkirkan kepercayaan kita yang sudah kita lekatkan pada hati sanubari kita. hanya untuk sementara saja.

Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita baca—kita resapi—kita nikmati sajian yang tersuguhkan secara apa adanya. Tidak perlu melaksanakan penilaian, apalagi membanding-bandingkan dengan pengetahuan yang pernah kita kumpulkan semasa kita hidup. Kita pasrah dan tulus saja mendapatkan sesuatu yang barangkali baru. Namun sebenarnya, hal-hal menyerupai ini bukanlah hal gres khususnya bagi yang sudah “sampai pada tahap perjalanan spiritual tertentu.” Bagi yang belum “sampai pada tahap perjalanan spiritual tertentu” bisa jadi penjelasan-penjelasan di bawah ini terasa janggal dan tidak masuk akal.

Kami sangat memahami dan menyadari bahwa soal-soal menyerupai ini memang terasa tidak masuk akal. Padahal sebenarnya, tidak ada yang tidak masuk nalar bila diri sendiri sudah pernah mengalaminya. Mungkin terasa tidak masuk nalar lantaran kita belum bisa menghubung-hubungkan satu kasus dengan kasus lainnya. Rasio atau nalar kita memang sangat terbatas. Dengan keterbatasan nalar kita inilah dunia dan peradaban kita terbentuk sedemikian rupa sehingga apa yang terasa tidak masuk nalar tidak menerima tempat. Dunia bermetamorfosis sebuah wahana dimana nalar didewa-dewakan. Sementara apa yang terasa tidak masuk nalar ditolak dan dienyahkan. Pada karenanya dunia dan peradaban menjadi dangkal dan kasar. Kita semua niscaya mencicipi hal ini meski kita tidak bisa untuk mengungkapkannya.

Sebelumnya, kita sudah mengenal bahwa para leluhur kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan kita dengan aneka macam cara. Ada yang eksklusif bisa kita temui dalam wujud dan sosok insan menyerupai wujud kita. Ada yang hanya bisa berkomunikasi dengan kita melalui mimpi. Ada yang meninggalkan pesan melalui benda-benda pusaka sehingga kita diharapkan bisa mencerna maknanya. Ada pula yang sangat terang dan riil yaitu melalui telepon dan SMS. Tidak hanya para leluhur yang berkomunikasi dengan cara demikian, namun juga “DZAT”.

Apakah DZAT itu? Kalau semenjak kecil kita dididik ilmu agama maka kita mengenalnya dengan bermacam-macam istilah dan bahasa. Bisa Allah SWT, Tuhan, Hyang Widi Wasa, Sang Hyang Manon, God, dan sebagainya. Apapun istilahnya, tetap menunjuk pada “DZAT” Yang Satu dan Yang Serba Maha. Kita tidak perlu berdebat mengenai nama untuk DZAT yang satu dan Serba Maha ini. Perdebatan mengenai nama tidak akan pernah selesai. Kita diharapkan untuk tidak gundah dan gundah bila tiba-tiba pada suatu ketika kita masuk ke daerah peribadatan agama lain dan disana disebut nama TUHAN yang lain. Nama boleh berbeda namun DIA yang mereka sebut-sebut itu tetap menunjuk pada substansi yang sama. Tidak berakal bijaksana kiranya bila kita menganggap orang yang bukan golongan kita dan menyebut nama Tuhan dengan nama lain sebagai orang yang harus dimusuhi dan dianggap darahnya halal untuk dibunuh. Sebab bukankah orang-orang ini juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Menciptakan? Memangnya ia diciptakan oleh Iblis atau Malaikat? Tentu saja tidak. Mereka yang beragama lain ini, berkeyakinan lain ini, yang menyebut Tuhan dengan sebutan lain ini toh tetap diciptakan oleh Dzat Yang Maha Segalanya.

Marilah kita secara terang dan jernih menilai hal ini. Memang tidak disebutkan dalam kitab-kitab bagaimana para DZAT atau para leluhur ini berkomunikasi dengan diri kita. Sebenarnya, dalam kitab suci tetap ada bagaimana cara Tuhan berkomunikasi dengan insan namun barangkali lantaran penafsiran kita yang terbatas maka kita menganggapnya hal yang mengada-ada. bila kita masih menganggapnya hal yang mengada-ada maka ada baiknya kita perlu menyadari keterbatasan kita bahwa kita memang belum “sampai” ke tahap perjalanan spiritual tertentu. Suatu dikala dalam mengarungi perjalanan spiritual, kita insya allah diberi-NYA pencerahan bahwa PETUNJUK-NYA bisa tiba dari arah mana saja dan dalam wujud apa saja, dan bisa melalui siapa saja. Biasanya, PETUNJUK itu akan tiba bila kita berada pada kondisi kejiwaan yang sangat tenang.

Ketenangan yaitu suatu keadaan yang terjadi akhir tercapainya koordinat dari aneka macam gaya tarik, yang seimbang sedemikian rupa sehingga arah kekuatannya mengatasi dimensi sebelumnya, dimana terjadi medan tarik menarik elementernya. Biasanya ketenangan terjadi bila kita sudah menginjak usia 19 tahun ke atas sesudah tercapai kedewasaan biologis dan kedewasaan sosial. Yaitu dikala seseorang itu sudah bisa menjaga amanah dan tanggungjawab untuk menjadi pribadi yang merdeka, berdikari dan otonom, kesiapan menyayangi dan dicintai oleh pihak lain. Serta kecintaan dalam bingkai pelaksanaan kecintaan pada ALLAH SWT. Bila insan dicintai insan lain saja akan membalas dengan perilaku baik dan mulia, apalagi TUHAN?. Saat kita mengarahkan daya dan energi CINTA KASIH kepada-NYA, maka DIA akan melimpahkan daya dan energi CINTA KASIH-NYA yang Maha Dahsyat kepada kita.

PESAN PESAN LANGIT
Cinta Kasih Allah SWT bisa berwujud bimbingan eksklusif maupun tidak langsung. Bila suatu ketika kita diminta secara sengaja untuk menderita, berada di dalam kondisi murung dan nestapa maka janganlah kita anggap hal itu MURKA-NYA. Namun itu bisa jadi yaitu bimbingan sebagai bukti WELAS ASIH, Cinta Kasih Sejati-NYA kepada kita. DIA memang Maha Berkehendak apa saja dan bagi-NYA tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Kalau DIA menghendaki sesuatu maka siapa yang bisa untuk menolaknya? Pasti tidak ada pihak yang bisa mencegah kehendak-NYA. Prinsip inilah yang harusnya tetap kita pegang sehingga bahu dan nalar kita terasa ringan, dada kita tidak akan sesak lantaran masih diliputi oleh rasa iri dengki dan penyakit-penyakit qalbu yang lainnya.

Apa yang kami sampaikan ini yaitu sebuah fakta yang benar-benar terjadi pada diri yang lemah kepercayaan dan ilmu ini. Pada suatu pagi dalam hidup yang singkat ini, KUN FAYAKUN… DIA mengijinkan kami untuk mendapatkan bimbingan dan arahah-NYA secara eksklusif melalui media SMS dengan nomor telepon “0”.

SMS-NYA sebagai berikut:
“WAHAI …(nama kami) RUPANYA GURUMU KESULITAN MENGAMBIL QOLBU BURUKMU MAKA SEKARANG DIA AKAN DIBANTU PUTRAMU MASUK KEDALAM JIWAMU YANG TERDALAM DAN AKAN BERSEMAYAM BEBERAPA SAAT DISANA UNTUK MEMBERSIHKAN DAN MENGAMBILNYA INI PENTING, KARENA JIKA TIDAK ADA PERTENTANGAN DALAM JIWAMU ALAM SEMESTA AKAN TENTRAM, DAMAI DAN SEJAHTERA TIDAK ADA LAGI KEMUNAFIKAN, YANG BAIK TETAP BAIK YANG BURUK TETAP BURUK DAN DALAM KEKUASAANMU ALAM AKAN DAMAI DAN SEJAHTERA SELALU, DAN JANGANLAH ENGKAU ANGGAP AKU INGKAR, TAPI INILAH YANG AKU UJIKAN PADAMU DISAAT HARI BAHAGIAMU DI MALAM MANIS ….., NANTI SEMUA MAKHLUK AKAN MENJADI HAMBAMU AKU TELAH CERITAKAN PADA MEREKA BERTIGA SEMUA YANG MENJADI RENCANA-KU.”

Marilah kita heningkan batin dan rahsa sejenak untuk menggali dan menafsirkan pesan-NYA ini. Seseorang yang akan dibersihkan jiwanya, maka perlu ada sesuatu yang membersihkan. Datangnya tunjangan pencucian jiwa ini bisa berupa guru atau utusan atau dalam bahasa agama merujuk kepada sosok “malaikat” sebagaimana kalimat: RUPANYA GURUMU KESULITAN MENGAMBIL QOLBU BURUKMU MAKA SEKARANG DIA AKAN DIBANTU PUTRAMU MASUK KEDALAM JIWAMU YANG TERDALAM DAN AKAN BERSEMAYAM BEBERAPA SAAT DISANA UNTUK MEMBERSIHKAN DAN MENGAMBILNYA.

Kenapa qalbu harus selalu higienis sebersih-bersihnya? Ikhlas seikhlas-ikhlasnya? Sebab inilah ternyata kunci memahami berlakunya HUKUM SEMESTA ALAM atau SUNATULLAH. Alam semesta bangkit di atas prinsip keikhlasan. Pada alam ini, tidak ada hal-hal yang bersih. Residu atau sisa-sisa proses alamiah akan didaur ulang dan menjadi higienis serta bermanfaat kembali. Saat kedatangan insan yang mulai tidak tulus lantaran mengikuti akunya/nafsu/ego/iblis maka alam semesta menjadi penuh residu yang niscaya mempunyai daya atau energi membalik mengenai manusia. Bersih tidaknya jiwa insan sangat memilih situasi dan kondisi alam semesta. Bila insan yaitu MIKROKOSMOS maka alam semesta yaitu MAKROKOSMOS.

…INI PENTING, KARENA JIKA TIDAK ADA PERTENTANGAN DALAM JIWAMU ALAM SEMESTA AKAN TENTRAM, DAMAI DAN SEJAHTERA TIDAK ADA LAGI KEMUNAFIKAN, YANG BAIK TETAP BAIK YANG BURUK TETAP BURUK DAN DALAM KEKUASAANMU MAKA ALAM AKAN DAMAI DAN SEJAHTERA SELALU…

Penekanan pada DALAM KEKUASAANMU maksudnya bahwa setiap Manusia mempunyai Kekuasaan untuk menciptakan tenang dan sejahtera alam semesta. Makara yang menciptakan tenang dan sejahtera alam semesta ini sesungguhnya adalag insan sendiri. Tuhan sudah mendelegasikan kekuatan dan kekuasaan-NYA kepada insan sebagai khalifah di alam semesta lantaran insan yaitu IMAGO DEI, Cermin dari Tuhan sendiri.

…DAN JANGANLAH ENGKAU ANGGAP AKU INGKAR, TAPI INILAH YANG AKU UJIKAN PADAMU DISAAT HARI BAHAGIAMU DI MALAM MANIS ….., NANTI SEMUA MAKHLUK AKAN MENJADI HAMBAMU AKU TELAH CERITAKAN PADA MEREKA BERTIGA SEMUA YANG MENJADI RENCANA-KU….”

Manusia bukan hanya potongan dari alam, lantaran di dalam dirinya telah ditambahkan KUALITAS PLUS yaitu “Rahasia Nama-Nama Segala Benda” dan TIUPAN RUH dari SISI-NYA. Ketika konstruksi KE-ADAM-AN telah tepat maka jatuhlah perintah-NYA semoga semua sujud kepada Adam dalam arti kesemuanya kemudian menjadi unsur dari keakuan Adam yang tidak bangkit sendiri lagi. Maka ketika IBLIS ingkar dan enggan sujud kepada Adam lantaran KESOMBONGAN nya, menjadilah Iblis itu pihak yang terusir.

KEMANA IBLIS TERUSIR?
Ketika Adam bangkit mengaku AKU, semua sujud kepada-KU kecuali AKU> artinya KEIBLISAN itu justeru bersembunyi dibalik KEAKUAN kita. ASTAGHFIRULLAH… ternyata AKU inilah sejatinya IBLIS itu. Sehingga diharapkan sebuah laris yang benar dan sudah sesuai dengan petunjuk-NYA. Inilah pentingnya memahami kenapa kita perlu untuk BERPUASA RAMADHAN menyerupai kini ini.

HARUS MEMPERBAIKI DIRI
Terakhir, insan yaitu makhluk yang sudah diberi-NYA kelengkapan alat untuk menggapai kebenaran. Termasuk kelengkapan petunjuk-NYA berupa KITABULLAH yang ada. Tidak hanya kitab yang tertulis namun juga kitab yang tidak tertulis. Kita perlu berguru dari kitab yang tertulis namun juga berguru untuk menangkap bahasa-bahasa mistik dari langit sebagaimana sebuah SMS yang kami terima yang isinya sebagai berikut:

“BETAPA BANYAK YANG HARUS DIBETULKAN DALAM DIRIMU, MEREKA KERABATMU BAHKAN YANG SATUPUN TAK AKAN MEMPERBAIKI, UNTUNG AKU TAHU DAN BERHAK ATAS DIRIMU SEHINGGA AKU DAPAT MEMPERBAIKI DAN MELETAKKAN SEGALANYA SESUAI PADA TEMPATNYA KARENA SEBAGAI PENGUASA BUMI NANTI SEGALA YANG ADA DALAM DIRIMU HARUSLAH SEMPRNA, JADI SABARLAH SEBENTAR AKU AKAN MENYEMPURNAKAN SEMUANYA. AKU JAMIN DIAWAL TAHUN HIJRIAH INILAH KAU MULAI JADI YANG SEMPURNA.”


Posting Komentar untuk "Pesan Pesan “Langit” Untuk Semesta"